Banyuasin, Suara ‘Aisyiyah – Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) Sumatera Selatan melakukan Konsolidasi dan Sinergitas Program Inklusi ‘Aisyiyah dengan majelis-lembaga di Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA) Kabupaten Banyuasin pada Kamis pagi (28/7) di Aula SMK Muhammadiyah Pangkalan Balai.
Turut hadir Ketua PWA Sumsel Darmi Hartati dan Tim Program Inklusi dari PWA Sumsel, meliputi Mismiwati, Hanif El Islam, dan Rhipiduri. Konsolidasi dihadiri oleh seluruh pengurus PDA dan PCA se-Kabupaten Banyuasin.
Ketua PDA Banyuasin, Iasnaria mengatakan bahwa kegiatan ini diadakan dalam rangka menjalankan rencana Program Inklusi yang akan dibentuk tim di tingkat kecamatan. “Kita ingin agar kehadiran ‘Aisyiyah dapat dirasakan kebermanfaatannya oleh masyarakat, salah satunya melalui Program Inklusi ini,” terangnya.
Lanjut Iasnaria, bahwa kegiatan ini akan dilakukan di 3 (tiga) kecamatan dan 6 (enam) desa di Kabupaten Banyuasin. Oleh karenanya, seluruh pengurus ‘Aisyiyah, baik di majelis atau lembaga harus solid, agar program bisa berjalan dengan baik.
Baca Juga: Kampung Thayyib di Era Global
Dalam kesempatan yang sama, Ketua PWA Sumsel, Darmi Hartati mengatakan bahwa di Provinsi Sumsel ada 2 (dua) kabupaten yang menjadi sasaran Program Inklusi, yakni Kabupaten Lahat dan Banyuasin. Terpilihnya Kabupaten Banyuasin merupakan assesment dari PP ‘Aisyiyah yang harus disambut dengan penuh kesiapan.
Selain itu, Darmi menambahkan bahwa untuk memaksimalkan program tersebut agar bisa sampai ke desa-desa diperlukan penguatan program Qaryah Thayyibah ‘Aisyiyah (QTA). “Qaryah Thayyibah ’Aisyiyah (QTA) adalah suatu perkampungan atau desa di mana masyarakatnya menjalankan ajaran Islam secara kaffah, baik dalam hablun minallah maupun hablun minannas,” ujarnya.
Program QTA mencakup dalam segala aspek kehidupan yang meliputi bidang akidah, ibadah, akhlak, dan muamalah duniawiyah. Program QTA meliputi: (a) memfungsikan masjid. Selain sebagai tempat ibadah, juga untuk pelayanan sosial dan kegiatan masyarakat; (b) memajukan tingkat pendidikan masyarakat; (c) meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat dengan berbagai usaha; (e) meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, baik kesehatan fisik, psikis dan lingkungan, serta; (f) memupuk hubungan sosial masyarakat yang harmonis.
Oleh karena itu, Program Inklusi merupakan bagian dari pemberdayaan masyarakat melalui peningkatan derajat kesehatan. Hal tersebut menurut Darmi bisa terwujud apabila ‘Aisyiyah berkomitmen menjalankan pengajian ibu-ibu di tingkat desa secara rutin. “Setelah ini perlu dibentuk tim QTA melalui SK resmi, agar ibu-ibu ‘Aisyiyah siap terjun di tengah masyarakat,” tutupnya. (aditya/sb)