Berita

PWM Sumatera Barat Gelar Pengajian Perdana Pimpinan

Pengajian PWM Sumatera Barat

Padang, Suara ‘AisyiyahPimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sumatera Barat mengadakan pengajian dengan tema “Konsolidasi dan Penguatan Ideologi, Leaderhip Kepemimpinan untuk Islam Berkemajuan”, Jumat (3/2). Narasumber pengajian ini adalah Wakil Ketua PWM Muhammadiyah Sumbar Sobhan Lubis dan Ketua Komisi Fatwa MUI Sumbar Zulkarnaini.

Pengajian yang digelar di Aula Lantai III Gedung Dakwah Muhammadiyah Sumbar di Padang itu dibuka langsung oleh Ketua PWM Sumbar Bakhtiar. Ia mengatakan, konsolidasi internal dan kolaborasi eksternal harus terus dilakukan.

Dalam rangka konsolidasi ideologi itu, lanjut Bakhtiar, PWM menargetkan 1000 Darul Arqam sambil melakukan percepatan pengembangan amal usaha, seperti percepatan produktivitas bidang ekonomi dan efektivitas aset Muhammadiyah.

Sekretaris PWM Sumbar, Apris mengatakan bahwa pengajian ini diikuti 50 peserta dari PWM/’Aisyiyah, Majelis, dan Organisasi Otonom di Sumbar. Menurutnya, selain bertujuan untuk memaksimalkan fungsi gedung dakwah, juga untuk membumikan Islam berkemajuan di internal Muhammadiyah. “Mari menggelorakan Islam berkemajuan di ranah minang,” katanya.

Dalam tausiahnya, Buya Sobhan Lubis mengatakan bahwa Muhammadiyah merupakan gerakan Islam dakwah amar makruf nahi mungkar dan tajdid yang bersumber pada al-Quran dan as-sunnah.

Baca Juga: Inovasi Pengajian dengan Pendekatan Manhaj Tarjih

Menurut dia, Muhammadiyah tidak mengikatkan diri kepada suatu madzhab, tetapi pendapat madzhab dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menetapkan hukum. Muhammadiyah berprinsip terbuka, toleran, dan tidak beranggapan bahwa hanya Majlis Tarjih yang paling benar. Koreksi dari siapapun, kata dia, akan diterima sepanjang diberikan dalil-dalil yang lebih kuat.

Kemudian, ia menerangkan bahwa makna “tarjih” mengalami pergeseran, sehingga tidak lagi hanya diartikan kegiatan kuat-menguatkan suatu dalil atau pilih-memilih di antara pendapat yang sudah ada, melainkan identik dengan ijtihad itu sendiri.

“Banyak yang salah paham dengan istilah ‘tarjih’ di Muhammadiyah. Tarjih di sini bukan dalam istilah usul fikih, tapi dalam pengertian yang lebih luas, yaitu ijtihad yang dilakukan Muhammadiyah,” tegasnya.

Karena itu, ia melanjutkan, manhaj Tarjih berarti suatu sistem yang memuat seperangkat wawasan (semangat atau perspektif), sumber, pendekatan dan prosedur-prosedur teknis (metode) tertentu yang menjadi pegangan dalam kegiatan ketarjihan. (rie/sb)

Related posts
Berita

PCA Sewon Utara Gelar Pengajian Dwi Ranting Putaran ke Delapan & Syawalan 1444 H

Bantul, Suara ‘Aisyiyah – Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah (PCA) Sewon Utara menggelar Pengajian Dwi Ranting Putaran ke delapan & Syawalan 1444 H,  dengan melibatkan Pimpinan Ranting…
Berita

UNISA Yogyakarta Dukung Pelaksanaan Pengajian PCA Girimulyo

Kulon Progo, Suara ‘Aisyiyah – Majelis Tabligh Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Girimulyo mengadakan pengajian pada Ahad (9/4). Acara yang diadakan di Panti…
Berita

PWM Sumatera Barat Adakan Buka Bersama dengan Kader Penyelenggara Pemilu

Padang, Suara ‘Aisyiyah – Dalam rangka penguatan eksistensi Muhammadiyah dan pendistrisbusian kader, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sumatera Barat menggelar silaturahmi dan buka…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *