Pasuruan, Suara ‘Aisyiyah – Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) Jawa Timur menggelar Rapat Kerja Pimpinan I Tingkat Wilayah (Rakerpimwil) di Aisyiyah Training Center (ATC) Pasuruan, Sabtu-Ahad (23-24/9).
Acara yang bertema “Implementasi Kepemimpinan Perempuan Berkemajuan Mencerahkan Peradaban Bangsa” ini digelar dalam dua angkatan, yaitu pada Sabtu-Ahad, 07-08 September 2023 dan Sabtu-Ahad, 23-24 September 2023.
Angkatan pertama diikuti oleh 19 Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA), diantaranya Malang Raya (Kota Malang, Kabupaten Malang, Kota Batu, Kota Blitar, Kabupaten Blitar), Kediri Raya (Kota Kediri, Kabupaten Kediri, Kabupaten Nganjuk, kabupaten Trenggalek, Kabupaten Tulungagung), Madiun Raya (Kota Madiun, Kabupaten Madiun, Kabupaten Pacitan, Kabupaten Ngawi, Kabupaten Magetan, Kabupaten Ponorogo), dan Bojonegoro Raya (Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Tuban, Kabupaten Lamongan).
Diwakili oleh Ketua, Sekretaris dan Bendahara dari masing-masing PDA, kegiatan ini diharapkan mampu menghadirkan persamaan persepsi tentang apa yang akan dituangkan dalam program umum sebelum rakerwil Majelis dan Lembaga.
Rukmini Amar, Ketua PWA Jawa Timur menjabarkan tentang tiga persoalan kepemimpinan yang dihadapi pada umumnya, yaitu komitmen, kompetensi, dan integritas.
“Pertama, persoalan komitmen. Pimpinan harus paham tujuan dari organisasi yang telah menjadi pilihannya. Muhammadiyah itu tujuan besarnya menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam agar terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Kedua, persoalan kompetensi. Pimpinan harus memahami landasan teologis tata kelola organisasi dan amal usaha dalam buku-buku panduan yang semuanya bersumber dari al-Quran dan Hadis. Ketiga, persoalan integritas. Pribadi pimpinan hendaknya mempunyai integritas akhlak yang kuat. Pimpinan bukanlah pengurus yang hanya mencatat dan membuat kegiatan,” jelasnya.
Baca Juga: PWA Jawa Timur Gelar Rakerwil
Ia juga menerangkan bahwa pimpinan harus mampu menjadi uswah sekaligus qudwah. Pemimpin harus menjadi teladan dan mempunyai kemampuan menggerakkan umat hingga tingkat ranting.
Rukmini juga menyampaikan terkait sinergi ketua, sekretaris, dan bendahara. “Ketua bertugas untuk berpikir dan berkomunikasi, sekretaris bertugas mencatat pemikiran ketua yang telah dikomunikasikan, dan bendahara bertugas memikirkan anggaran dan sumber dana untuk melaksanakan tugas organisasi,” jelasnya.
Seorang pemimpin, menurut Rukmini juga harus mampu menjadi pawang, sebagaimana pawang lebah yang memanen madu dari sarangnya dengan mengerahkan skill terbaik dan strategi terjitu, sehingga berhasil memanen madu tanpa tersengat lebah.
Rulli Narulita, salah satu anggota PDA Kota Malang menyampaikan kesannya setelah mengikuti kegiatan Rakerpimwil ini. “Alhamdulillah, acara berjalan lancar dan cukup berkesan. Kami mencatat bahwa komunikasi dan konsolidasi harus dilakukan dalam rangka menyamakan persepsi di tubuh pimpinan harian supaya dapat menjalankan kegiatan organisasi dengan sebaik-baiknya,” ungkapnya.
Sejalan dengan Rulli, Wasingah dari PDA Kota Blitar mempunyai kesan yang tidak jauh berbeda. “Alhamdulillah, bersyukur dengan adanya Rakerpimwil ini. Kami mempunyai gambaran utuh bagaimana kepemimpinan ‘Aisyiyah ini kami jalankan kedepan sebagai pimpinan harian bersama sekretaris dan bendahara. Kami sangat tercerahkan, dan menjawab kegelisahan serta kebutuhan kami di daerah,” jelasnya di sela-sela diskusi. (Nurul/sa)