Oleh: Tito Yuwono
Islam, agama yang mulia
Saling membantu antar sesama
Bersedekah Lillahi Ta’ala
Banyak fadhilahnya
Bersedekah, sebagai bukti takwa
Melaksanakan titah Allah Ta’ala
Sebagai penghapus dosa
Rizki bertambah berlipat ganda
***
Agama kita yang mulia ini memberikan ajaran yang mulia dan seimbang antara hubungan dengan Sang Pencipta dan hubungan dengan sesama. Hubungan dengan Sang Pencipta ini sering dikaitkan dengan hubungan dengan sesama. Contohnya adalah membantu orang kekurangan seperti anak yatim, memuliakan tamu, dan memuliakan tetangga, berlemah lembut dengan peminta-minta, dan lain-lain.
Dalam surat al-Maun disebutkan bahwa pendusta agama adalah yang menghardik anak yatim serta tidak menganjurkan untuk menyantuni orang miskin.
أَرَءَيْتَ ٱلَّذِى يُكَذِّبُ بِٱلدِّينِ فَذَٰلِكَ ٱلَّذِى يَدُعُّ ٱلْيَتِيمَ وَلَا يَحُضُّ عَلَىٰ طَعَامِ ٱلْمِسْكِينِ
Artinya, “Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin” (Q.S. al-Maun: 1-3).
Juga Rasulullah saw. bersabda dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhori:
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلَا يُؤْذِ جَارَهُ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ
Artinya, “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam. Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia menghormati tetangganya. Dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya”.
Keimanan seseorang kepada Allah swt. dan kepada hari akhir dikaitkan dengan bertutur kata yang baik, memuliakan tetangga, dan memuliakan tamu. Sungguh indah ajaran Islam ini. Sangat memperhatikan aspek-aspek sosial.
Baca Juga: Keutamaan Berbagi di Bulan Suci Ramadan
Salah satu ibadah lain yang mempunyai aspek sosial adalah sedekah. Sedekah merupakan salah satu ibadah yang sangat dituntunkan dalam ajaran Islam. Sedekah diniatkan karena Allah swt. semata untuk membantu sesama. Banyak sekali fadhilah sedekah, di antaranya adalah:
Pertama, melaksanakan titah Allah swt. Banyak sekali ayat berkaitan dengan perintah untuk bersedekah dan berinfak. Dalam surat al-Munafiqun ayat 10 disebutkan:
وَأَنفِقُوا۟ مِن مَّا رَزَقْنَٰكُم مِّن قَبْلِ أَن يَأْتِىَ أَحَدَكُمُ ٱلْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَآ أَخَّرْتَنِىٓ إِلَىٰٓ أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُن مِّنَ ٱلصَّٰلِحِينَ
Artinya, “Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: “Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?”
Kedua, sedekah merupakan ciri orang yang bertakwa, sebagaimana dalam surat al-Baqarah ayat 2 dan 3,
ذَٰلِكَ ٱلْكِتَٰبُ لَا رَيْبَ ۛ فِيهِ ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ ٱلَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِٱلْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَمِمَّا رَزَقْنَٰهُمْ يُنفِقُونَ
Artinya, “Kitab (al–Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa. (Yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka”.
Ketiga, Allah swt. melipatgandakan bagi yang berinfaq di jalan Allah. Sebagaimana dalam surat al-Baqarah ayat 261:
مَّثَلُ ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَٰلَهُمْ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِى كُلِّ سُنۢبُلَةٍ مِّا۟ئَةُ حَبَّةٍ ۗ وَٱللَّهُ يُضَٰعِفُ لِمَن يَشَآءُ ۗ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ
Artinya, “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui”.
Keempat, sedekah jariyah adalah salah satu amalan yang tidak terputus walaupun kita telah meninggal dunia. Sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
Artinya, “Apabila manusia meninggal, terputuslah amalnya, kecuali tiga perkara, yaitu shodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang mendoakannya”.
Ramadan merupakan momentum untuk mengoptimalkan sedekah. Pada bulan Ramadan, hati seseorang mudah beramal terutama dalam bersedekah. Kebiasaan memberikan makanan dan minuman untuk berbuka, memberikan makanan untuk yang tadarus al-Quran di masjid, dan juga sedekah-sedekah lainnya.
Orang yang paling dermawan adalah Rasulullah saw. Dan pada bulan Ramadan, Rasulullah saw. lebih dermawan daripada bulan lainnya. Saking dermawannya pada Bulan Ramadan diibaratkan seperti angin berembus. Sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhori:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ وَكَانَ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ فَلَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدُ بِالْخَيْرِ مِنْ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ
Artinya, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan. Dan beliau lebih dermawan lagi di bulan Ramadan saat beliau bertemu Jibril. Jibril menemuinya setiap malam untuk mengajarkan Al Qur’an. Dan kedermawanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melebihi angin yang berhembus”.
Allah swt. akan memberikan pahala surga bagi yang menggabungkan ibadah puasa, bersedekah, menjaga lisan dan salat malam. Keempat ibadah ini biasa dikerjakan pada Bulan Ramadan. Sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi:
إِنَّ فِي الْجَنَّةِ غُرَفًا تُرَى ظُهُورُهَا مِنْ بُطُونِهَا وَبُطُونُهَا مِنْ ظُهُورِهَا فَقَامَ أَعْرَابِيٌّ فَقَالَ لِمَنْ هِيَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ لِمَنْ أَطَابَ الْكَلَامَ وَأَطْعَمَ الطَّعَامَ وَأَدَامَ الصِّيَامَ وَصَلَّى لِلَّهِ بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ
Artinya, “Sesungguhnya di surga terdapat ruangan-ruangan yang bagian luarnya dapat dilihat dari dalam dan bagian dalamnya dapat dilihat dari luar. Allah menganugerahkannya kepada orang yang berkata baik, bersedekah makanan, berpuasa, dan shalat dikala kebanyakan manusia tidur”.
Demikian tulisan ringan berkaitan dengan puasa sebagai pendidikan bersedekah. Semoga Allah swt. meringankan hati kita untuk bersedekah di Bulan Ramadan ini dan diistikamahkan pada bulan-bulan setelahnya.
Wallahu a’lam bishshowab
*Dosen Jurusan Teknik Elektro-Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, Sekretaris Majelis Dikdasmen PCM Ngaglik, Sleman, Ketua Joglo DakwahMu Almasykuri Yogyakarta