Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Resmi dikukuhkan menjadi Guru Besar Bidang Ilmu Pendidikan Teknologi Kejuruan, Muchlas menyampaikan bahwa dunia pendidikan saat ini masih enggan berpindah dari teori klasik yang telah digunakan dalam 2 dekade terakhir. Kondisi ini, kata dia, harus menjadi perhatian bersama.
Dalam acara Sidang Terbuka Senat UAD Pengukuhan Guru Besar ini, Muchlas juga menyampaikan mengenai teori digital yang telah menjadi ekosistem baru dalam dunia pendidikan. Ia menjelaskan, connectivism muncul sebagai keterbatasan dari teori klasik tersebut, dan mempromosikan gagasan bahwa pembelajaran dapat berhasil dilakukan melalui saluran digital, termasuk media sosial, forum, video, dan blog.
Muchlas menjabarkan mengenai tantangan disrupsi digital yang semakin besar ketika dunia memasuki fase terbarunya, yakni industri 5.0 yang tidak ingin mesin-mesin cerdas mendominasi atau mengambil alih seluruh proses industri seperti sebelumnya. “Seharusnya mesin melayani manusia, bukan malah manusia yang melayani mesin,” tambahnya.
Baca Juga: Punishment dalam Pendidikan Islam
Pendidikan teknik dan vokasi seluruh dunia sedang berjuang menghadapi masalah yang melingkupi, mulai dari dana investasi yang tidak memadai, lemahnya hubungan industri lembaga, dan metode pembelajaran yang kurang sesuai. Muchlas menyimpulkan sebagai solusi masalah tersebut, yaitu dengan pengembangan laboratorium virtual.
“Pengembangan laboratorium virtual dengan menciptakan super app Muhammadiyah merupakan gagasan awal langkah transformasi pendidikan teknik dan vokasi di lingkungan Muhammadiyah dan Indonesia,” pungkas Muchlas.
Acara yang berlangsung pada Sabtu (30/9) ini mengusung tema “Transformasi Pendidikan Teknik dan Vokasi di Era Industri 5.0 melalui Pengembangan Laboratorium Virtual”. Acara disiarkan langsung melalui kanal YouTube Universitas Ahmad Dahlan. (ninda)