Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) bersama dengan Lazismu dalam gerakan Muhammadiyah Aid menggelar respons bencana Maroko. Respons dilakukan dengan kirimkan tim asistensi ke lokasi terdampak. Tim asistensi ini ditugaskan untuk melakukan asesmen, koordinasi, dan membuka layanan bagi masyarakat terdampak.
Tim yang akan berangkat pada Rabu (13/9) malam ini terdiri dari Wahyu Pristiawan Buntoro dan Al Afik dari Bidang Diklat MDMC dan EMT Muhammadiyah. Keduanya akan bertugas selama 14 hari untuk mendampingi Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Maroko yang menjadi Management Support Assistance Team.
Adapun keberangkatan tim asistensi ini menjadi langkah awal Muhammadiyah Aid untuk merespons kebutuhan dasar masyarakat, meliputi logistik, layanan psikososial, dan layanan kesehatan. Langkah Muhammadiyah Aid ini pun mendapatkan sambutan hangat dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Maroko, Hilal Ahmar, dan media lokal Maroko. Dalam hal ini, MDMC berupaya untuk menggerakkan potensi lokal secara optimal termasuk mobilisasi sumber daya dalam setiap giat respon selama 14 hari tersebut.
Syafiq A. Mughni, Ketua PP Muhammadiyah yang membidangi Kerja Sama Internasional menyampaikan bahwa keberangkatan tim asistensi ini akan menjadi upaya terdekat untuk membuka layanan respons yang lebih besar lagi. “Tadi saya bersama MDMC ikut berdiskusi dengan Kedutaan Besar Maroko di Jakarta. Mereka sangat mengapresiasi usaha Muhammadiyah untuk memberikan bantuan ini,” kata dia.
Baca Juga: Jadi Gempa Paling Mematikan, MDMC-PCIM Maroko Respon Cepat Rancang Tim Bantuan
Syafiq melanjutkan, “Selama tidak ada resistensi dari masyarakat lokal di sana dan pemerintah yang punya otoritas di negara tersebut, tidak menjadi masalah, karena tentu banyak kebutuhan yang harus dipenuhi tidak hanya logistik dan kesehatan tapi juga psikososial.”
Sejalan dengan itu, Ketua MDMC PP Muhammadiyah Budi Setiawan menyampaikan bahwa Muhammadiyah Aid sangat menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dengan mencoba berkoordinasi dengan lembaga kemanusiaan dan juga pemerintah, sehingga dapat terukur sejauh mana kemungkinan Muhammadiyah dalam membantu meringankan duka warga Maroko.
“Kami berharap Muhammadiyah dapat mengajak banyak lembaga untuk bersama-bersama saling bahu-membahu merespons bencana Maroko ini dengan mengutamakan semangat kemanusiaan. Karena saat ini korban sudah mencapai 2.400 jiwa meninggal dunia,” tutupnya. (Budi Santoso)-sb