Wawasan

Retrospeksi Diri, Pulang Ke Rumah Muhammadiyah

Oleh: Asih Indriyati

Selamat Milad Ke-109, Muhammadiyah! Semoga Allah memberikan keberkahan dan keridhaan. Izinkan kami kembali pulang ke rumah Muhammadiyah.

Rumah tempat berteduh dan bernaung bersama. Mengawali semua aktivitas merenung, bermusyarwarah untuk sebuah peradaban. Rumah Muhammadiyah adalah bangunan kokoh dengan pondasi tauhid kuat, konsep dengan desain sempurna sehingga menghasilkan bangunan rumah yang tidak hanya kokoh tapi memiliki estetika dan bermanfaat bagi penghuninya.

Rumah Muhammadiyah bukan untuk unjuk eksistensi sesaat dengan politik pencitraan tapi merupakan baiti jannati, rumah yang dirindukan oleh penghuninya dan meneteramkan. Rumah pergerakan dan perkaderan. Yang berkontribusi tidak hanya untuk anggota saja, tapi untuk bangsa dan negaranya. Umat manusia pada umumnya.

Tanggal 8 Dzulhihajh 1330 H bertetapatan dengan 18 November 1912, Muhammad Darwis  dari Kauman Yogyakarta merintis gerakan pemurnian dan pembaruan Islam. Melakukan pengajian di langgar-langgar, dan membuat taman pendidikan. Inilah awal berdirinya Muhammadiyah.

“Muhammadiyah pada masa sekarang ini berbeda dengan Muhammadiyah pada masa mendatang. Karena itu, warga muda mudi Muhammadiyah hendaklah terus menjalani dan menempuh pendidikan serta menuntut ilmu pengetahuan (dan teknologi) di mana dan ke mana saja. Jadilah dokter, sesudah itu kembalilah kepada Muhammadiyah. Jadilah master, insinyur, dan profesional lalu kembalilah kepada Muhammadiyah sesudah itu,” Kiai Ahmad Dahlan.

Baca Juga: Pidato Milad 109 Muhammadiyah Oleh Haedar Nashir

Kata inspirasi dari pendiri Muhammadiyah nyata adanya. Wasiat dari perjalanan panjang perenungan dan pengalaman memberikan visi kedepan sebuah pergerakan. Kiai Ahmad Dahlan adalah visioner sebuah pergerakan lintas generasi. Tidak hanya saat itu saja, tapi generasi muhammadiyah selanjutnya. Setelah berproses panjang kembalilah ke Pergerakan Muhammadiyah

Pergerakan yang mengutamakan amar ma’ruf nahi munkar, berbasis amal shalih dengan gerkan dakwah berkemajuan.

Frasa kembalilah kepada Muhammadiyah, adalah pulang ke rumah muhammadiyah, yaitu rumah besar yang berisi pengajian-pengajian rutin di lingkungan masayarakat, lembaga pendidikan formal non formal, PAUD, TK, SD, sekolah menengah, univeritas-universitas, rumah sakit, lembaga zakat, lembaga relawan dan lainnya yang bergerak untuk kemasalahatan umat. Taawun untuk sesama

Sejarah membuktikan 109 tahun tetap berkiprah tak pernah berhenti untuk kemajuan negeri. Bagi para aktivitis-aktivis kampus yang memiliki idealisme dan kenyang dengan gerakan Islam inklusif di kampus menjadikan masjid sebagai episentrumnya, tetap semangat berjuang demi masyarakat maka ketika keluar dari kampus dan mengabdi pada masyarakat mereka akan merasakan, betapa Muhammadiyah adalah rumah ideal masyarakat sesunggunhnya. Banyak kebermanfaatan yang bisa diambil untuk orang-orang yang memiliki jiwa akatifis. Yang tidak bisa diam melihat kemunkaran. Selalu tergerak untuk membantu masyarakat.

Kanyataan yang ada di masyarakat tentang kegamangan sebuah pergerakan pada saat itu, bagi sebagian orang mendapatkan hasil secara cepat adalah sebuah kebanggaan, sebatas pencitraan dengan label Islam tanpa memberikan ruh dan keberlangsungan pada sebuah perjuangan. Pun demikian sekarang, mengedapankan Islam sebagai lip service bukan amal shalih yang dituju. Sehingga perjuangan seperti sebuah proyek yang selesai beriringan dengan selesainya program dan foto bersama.

Kita tentu tidak amnesia kiprah Muhammdiyah dengan dakwah cerdasnya mampu membawa perubahan paradigm tentang berislaman, bermanfaat bagi masyarakat bahkan di masa pendemi ini mampu menjadi pioner penananganan Covid-19 dengan MCCC, penanggulangan bencana di bawah naungan MDMC dan OMOR.

Rumah Muhammadiyah yang sudah dilengkapi perangkat, tata aturan, tata kelola untuk sebuah pergerakan modern. Rumah yang memberikan pencerahan bagi penghuninya. Kepada Muhammadiyah, izinkan kami kembali untuk ikut berjuang di rumah Muhammadiyah. Rumah yang mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, memiliki misi menegakkan keyakinan tauhid yang murni, menyebarluaskan ajaran Islam yang bersumber kepada al-Quran dan as-Sunah, dan mewujudkan amal Islami dalam kehidupan pribadi, keluarga, dan masyarakat.

Langkah sederhana kami mewujudkan pribadi, keluarga, lingkungan yang akan terus konsisten dan tak henti menyebarkan kebaikan akan menjadi besar bergabung dengan langkah sederhana saudara-saudara lainnya. Ikhlas ber-Muhammadiyah hanya berharap ridha Allah semata.

Kami butuh rumah Muhammdiyah untuk membimbing perjuangan dan pergerakan. Tanpa Muhammadiyah, kami bukan apa-apa dengan perjuangan yang tak terorganisisr dengan baik.

Terima kasih Muhammadiyah memberikan kami tauladan yang baik dari tokoh-tokoh Muhammadiyah yang sederhana, bukan ketenaran yang dikedepankan, tapi kerja keras, kerja cerdas untuk kesejahteraan dan kemakmuran masyaakat.

Terima kasih Muhammadiyah. Kami pulang kembali ke rumah Muhammadiyah dengan tujuan ikhlas, dan memohon keridhaan Allah semata. Muhammadiyah yang menjadikan masjid sebagai episentrum semua kegiatan.

Terima kasih Muhammadiyah yang mengajarkan kepada kami tentang sebuah konsep moderasi beragama, menjadikan perekat dan pemersatu bangsa, di mana beragam kepentingan mendesak massif, memprovokasi gerakan kanan dan gerakan kiri. Muhammadiyah tetap konsisten dengan sikap wasathiyah-nya, karena bagi Muhammadiyah keberagaman adalah keniscayaan, anugerah Allah yang patut disyukuri untuk kemudian disikapai dengan bijak dan baik.

Pada akhirnya, kami kembali ke rumah Muhammdiyah dengan cinta tulus dan ikhlas, cinta yang dibimbing Alloh untuk ikut bergerak berkhidmat untuk Muhammadiyah.

Tabik!

Related posts
Berita

Irman Gusman Berkomitmen Jadikan Masjid Taqwa Muhammadiyah Ikon Religius Sumatera Barat

  Padang, Suara ‘Aisyiyah – Anggota DPD RI, Irman Gusman, mengadakan kegiatan reses di Masjid Taqwa Muhammadiyah, Sumatera Barat, pada Senin (16/12)….
Lensa Organisasi

Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah

Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM) merupakan seperangkat nilai dan norma islami yang bersumber pada al-Quran dan as-Sunah yang dijadikan pola tingkah…
Hikmah

Ijtihad Kalender Islam Global Muhammadiyah

Oleh: Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar* Muhammadiyah adalah organisasi yang memiliki karakter progresif dan berkemajuan. Di antara karakter itu tampak dari apresiasinya terhadap…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *