Tuban, Suara ‘Aisyiyah – Rumah Sakit Muhammadiyah (RSM) Tuban terus berusaha memberi pelayanan terbaik bagi warga Muhammadiyah. Hal tersebut disampaikan Wakil Direktur RSM Tuban, Tiwit, pada Safari Ramadan di Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Tambakboyo, Selasa (14/4).
Pernyataan itu dilontarakan untuk menanggapai usulan Ketua PCM Tambakboyo, Suroso, terkait keringanan biaya berobat bagi warga persyarikatan. Kata Tiwit, pelayanan tentunya dilakukan penuh kehati-hatian agar tepat sasaran. “Kalaupun kami belum bisa melayani secara maksimal, dari pemerintah pun sudah ada BPJS, itu bisa digunakan untuk berobat di Rumah Sakit Muhammadiyah,” jelasnya.
“Bagi kami, proses pelayanan kepada warga masyarakat merupakan bagian integral yang tak terpisahkan dari dakwah dan ibadah,” imbuhnya.
Oleh karena Rumah Sakit tersebut adalah milik persyarikatan, maka dia berharap agar seluruh warga Muhammadiyah Tuban menjadikan RSM sebagai rujukan pertama saat berobat.
Baca Juga: Muhammadiyah Harus Jadi Pelopor Transformasi Kesehatan untuk Masa Depan Indonesia
Sementara itu, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Tuban, Nurul Yakin mengatakan, Muhammadiyah terus berupaya memberikan kontribusi terbaik untuk umat dan bangsa, salah satunya melalui bidang kesehatan. Lanjut dia, gerakan tajdid yang dilakukan Muhammadiyah tidak terbatas pada pemurnian akidah dan ibadah, melainkan juga pembaruan, termasuk inovasi layanan kesehatan.
“Ini adalah tradisi dalam Muhammadiyah. Prinsipnya adalah memberikan layanan kesehatan dengan basis nilai-nilai Islam dengan spirit al-Maun, menyediakan pelayanan kesehatan yang terbaik bagi masyarakat,” terangnya.
Saat ini, kata dia, Muhammadiyah Tuban sedang menyiapkan perluasan gedung rumah sakit, diharapakan bisa berjalan dengan baik sehingga inovasi dalam pelayanan kesehatan terus ditingkatkan.
Menurut Nurul Yakin, Muhammadiyah terus mengerahkan seluruh potensi kekuatannya agar bisa terus memberikan layanan sosial, sekaligus dakwah amar makruf nahi munkar untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. (Iwan Abdul Gani/sb)