Sosial Budaya

Rumah Seni di Kampung Asri

Wisata Kampung Warna Warni Jodipan, Malang

“Sesungguhnya Allah itu Maha-indah, mencintai keindahan”

Manusia hidup di dunia tidak dapat terlepas dari seni karena seni merupakan penjelmaan rasa indah yang ada pada jiwa manusia. Seni dilahirkan dengan perantaraan alat komunikasi ke dalam bentuk yang dapat ditangkap oleh indra pendengar (seni suara), penglihatan (seni lukis), atau dilahirkan dengan perantaraan gerak (seni tari, drama) (Lihat: Ensiklopedi Indonesia).

Orang beriman senang pada keindahan dalam bentuk yang tampak dan yang ada di sekelilingnya, karena semua itu adalah jejak yang membekas dari keindahan Allah swt. Seni Islam adalah ekspresi jiwa kaum muslim yang terungkap melalui bantuan alat instrumental baik berupa suara maupun ruang. 

Di sebuah desa yang penduduknya terdiri atas tiga generasi,  diperlukan sarana menggali potensi, mengembangkan, dan mengaktualisasikan seni dalam wujud yang dapat dilihat, dinikmati, dan dirasakan manfaatnya. Untuk itu, diperlukan sarana dan prasarana berupa tempat, peralatan pendukung, SDM pelaku atau pemain, pembina, dan pengelola. Jika unsur-unsur itu sudah terpenuhi, tempat tersebut dapat dikukuhkan sebagai Rumah Seni. 

Dukungan seluruh warga masyarakat diperlukan agar semua merasa memiliki sehingga siap dengan segala konsekuensi. Dukungan pejabat pemerintah sejak RT, RW, dan Kepala Desa juga sangat diperlukan agar keberadaan Rumah Seni menjadi kokoh dan dirasakan manfaatnya.

Rumah Seni Harapan Umat

Rumah Seni yang berada di kawasan mayoritas muslim harus memiliki fungsi ganda, selain sebagai  tempat mengaktualisasikan potensi seni warga, juga sebagai sarana dakwah. Dengan demikian, pelaksanaannya secara jelas membawa misi atau pesan-pesan religius.  Namun, bagi masyarakat yang beragam, pimpinan atau pengelola Rumah Seni itu harus memiliki kearifan lokal dengan memperhatikan kultur setempat dan minatnya terhadap seni. 

Masyarakat perlu mengikuti langkah yang dilakukan oleh para wali maupun muballigh  masa lalu dengan tanpa mencampuradukkan ajaran Islam dengan budaya yang berbau syirik. Para wali di masa lalu melakukan dakwahnya melalui seni, dengan beragam coraknya. 

Di Jawa, para wali menggunakan gamelan sebagai sarana dakwah, dengan lantunan gending-gending berisi pesan-pesan, bahkan nada-nadanya dibuat sesuai dengan pesan-pesan yang ada di dalam lirik.  Selain itu, jenis peralatannya pun ada maknanya. Pada masa lalu juga banyak diciptakan permainan anak dan permainan rakyat, lagu- lagu dolanan serta alat-alat pemainan yang mengandung makna filosofi berisi pesan-pesan yang bernilai tinggi. 

Keberadaan Rumah Seni memiliki banyak manfaat. Selain sebagai ekspresi seni, Rumah Seni juga sebagai sarana dakwah dan berkumpul warga, serta  perekat ukhuwah Islamiyah, ukhuwah basyariyah, dan ukhuwah wathaniyah.

Kampung Asri

Rumah Seni berada di tengah  Kampung Asri.  Sebuah kampung yang dikemas apik oleh pemuda kampung yang didukung oleh tokoh agama dan tokoh masyarakat. Kampung itu memiliki nuansa seni yang memancarkan keindah-an, kebersihan, keserasian sehingga menciptakan kenya-manan dan kedamaian. Memasuki kampung Asri serasa memasuki kawasan wisata karena panorama alamnya, seperti tumbuhan perdu yang ditata indah, pohon-pohon-pohonan yang rindang, dan bunga warna warni. 

Walaupun jalanan di kampung itu agak berkelok, tetapi karena ditata dengan  bebatuan bertingkat, justru menambah suasana alami. Di ujung kampung terdapat rumah-rumah untuk berlatih kerajinan tangan dan seni lukis, terma-suk kaligrafi. Di halaman belakang di dekat tebing pembatas dengan desa lain terdapat mushala berbentuk gazebo unik dikelilingi padasan (tempat wudhu) kuno yang artistik.

Rumah Seni yang berada di ujung Kampung Asri itu selalu semarak oleh berbagai kegiatan kesenian masyarakat dari tiga generasi. Alunan musik, angklung, rebana, dan gamelan dengan kemasan gending-gending yang disenangi warga, dan kadang irama qasidah, serta paduan suara yang islami. Lukisan alam dan kaligrafi serta pepatah-pepatah indah menghiasi ruang-ruang depan warga. 

Dari karya-karyanya yang beragam, Rumah Seni di Kampung Asri selalu mendapatkan kejuaraan dalam festival yang diselenggarakan di tingkat kecamatan, maupun kabupaten. Kampung Asri dengan  Rumah Seninya semakin dikenal karena keterpaduannya dan bermanfaat ganda. (Msn)

Sumber ilustrasi : prelo.co.id

Related posts
Berita

LK PP Aisyiyah Jelaskan Empat Norma Berkesenian Islam

Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Prinsip dari seni islami adalah ekspresi dari setiap jiwa manusia yang sejalan dalam nilai Islam. Demikian ujar Evi…
Wawasan

Dialektika Seni dan Agama dalam Islam

Oleh: Dian Nur Anna Perdebatan antara agama dan seni telah terjadi sejak abad ke-14. Seni tidak berkembang pada masa tersebut karena ada…
Liputan

Harmoni Agama dan Seni Budaya

Ditemui di kediamannya, Budayawan Jogja Charis Zubair menyampaikan, secara universal manusia punya tiga potensi kemanusiaan; pertama, imajinasi. Potensi ini menjadikan manusia memiliki…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *