Oleh: Dede Dwi Kurniasih
Dewasa ini, kegemukan semacam menjadi musuh seluruh generasi. Ancaman ini juga berlaku bagi generasi Z dan milenial yang mayoritas aktivitasnya adalah duduk, ditambah dengan sedikitnya opsi makanan sehat, dan minimnya kesadaran serta kemampuan untuk memilih makanan dan gaya hidup sehat.
Para “generasi duduk” tak jarang terjebak pada makanan yang kurang sustainable hingga pesona junk food. Mulai dari berbagai jenis mi instan hingga makanan gluten yang murah, mengenyangkan, dan enak. Namun, jenis makanan ini kebanyakan memiliki kandungan nutrisi yang kurang atau justru berlebihan di salah satu bagian saja, seperti garam, gula, atau lemak.
Tak hanya itu, menjamurnya minuman dengan kandungan gula seabrek juga jadi tantangan tersendiri. Siapa tak suka rasa manis? Jenis rasa ini membuat pengonsumsinya merasa lebih bertenaga dan juga menciptakan adiksi yang bahkan tak disadari. Akibat berlebihan gula-lemak-garam, 1 dari 3 orang dewasa di Indonesia mengalami obesitas.
Obesitas dalam hal ini tidak selalu orang berbadan sangat gemuk, namun juga orang dengan berat badan biasa yang mengalami kebuncitan, mengalami kelebihan lemak. Hal ini tentu sangat berbahaya bagi segala usia, terutama remaja yang gemar mengonsumsi berbagai makanan junk food dan minuman manis berlebihan. Sobat muda bisa saja terkena diabetes, sleep apnea, hingga kanker.
Baca Juga: Efek Samping Kosmetik pada Kesehatan Kulit
Fakta menunjukkan bahwa konsumsi junk food di Indonesia sudah mulai mengkhawatirkan. Hal ini terlihat dari asupan kalori orang Indonesia tahun 2014 untuk makanan siap saji dan kemasan meningkat hampir dua kali lipat dibanding tahun 1999. Tidak mengherankan jika restoran fastfood makin menjamur bahkan kini restoran ini dimiliki oleh brand lokal.
Dalam penelitian Roy Morgan, sepanjang 2017 hingga Maret 2018 tertulis bahwa 55 juta penduduk Indonesia berusia 14 tahun ke atas gemar jajan di restoran cepat saji. Padahal jumlah restoran cepat saji ini jumlahnya lebih kecil daripada Australia ataupun Selandia Baru.
Junk Food = Makanan Sampah
Makanan sehat adalah makanan yang mengandung nutrisi yang diperlukan tubuh kita, seperti karbohidrat, protein, vitamin, mineral, begitu juga lemak. Seperti kita ketahui semua makanan pasti mengandung nutrisi dengan kadar berbeda-beda, makanan yang terlalu banyak nutrisi maupun kurang nutrisi akan menimbulkan masalah dalam tubuh kita.
Contoh makanan dengan kelebihan nutrisi disebut junk food. Makanan ini mengandung gula, garam, dan lemak jahat. Maka sebaliknya jika makin sedikit kandungan 3 bahan tersebut dalam makanan biasanya semakin baik. Intinya ketiga bahan tersebut boleh dikonsumsi sepanjang tidak terlalu banyak masuk ke dalam tubuh kita ya, sobat muda.
Sehat dan tidaknya sebuah makanan dapat kita lihat dari proses pembuatannya. Makanan olahan, makanan kemasan, dan makanan cepat saji biasanya memang tidak sesehat dibanding makanan yang kita olah sendiri dengan bumbu-bumbu yang kita kurasi sendiri. Contoh saat melihat AKG dalam kemasan mi instan, kita akan melihat beberapa vitamin dan mineral yang terkandung di dalamnya. Namun jangan lupa bahwa mi instan juga punya kandungan garam yang tinggi serta termasuk dalam bahan makanan olahan pabrik.
Bagaimana solusinya?
Sobat Muda tentu tahu bahwa kita kini hidup dikelilingi pilihan makanan cepat saji dan minuman manis yang konon jauh lebih murah ketimbang makanan sehat. Kadang kita terpaku pada pemahaman bahwa makanan sehat hanya bisa kita dapatkan ketika mengosumsi semacam salad atau granola. Namun, jangan salah. Masih ada makanan sehat sekaligus murah meriah di sekitar kita.
Jika punya waktu senggang yang cukup, kita bisa mulai memasak dengan menu yang sederhana dan tetap sehat. Ada banyak menu rumahan yang bisa kita coba buat, seperti olahan tempe, olahan kangkung, olahan singkong, dan lain-lain. Namun, jika tak ada waktu dan punya dana lebih, kita bisa memilih opsi katering sehat. Namun, memilih makanan sehat saja belum cukup. Demi tubuh yang sehat, pilihan makanan sehat juga harus dibarengi dengan aktivitas fisik dan istirahat yang cukup.