Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Bulan Ramadhan akan datang sebentar lagi. Untuk menyambutnya, kegiatan rutin Majelis Tabligh dan Ketarjihan Pimpinan Pusat (PP) ‘Aisyiyah, “Perempuan Mengaji” mengambil judul “Tuntunan Ibadah Perempuan bagi Perempuan”. Kegiatan rutin ini terlaksana akhir pekan kemarin (24/2).
Pada kajian tersebut narasumber yang mengisi materi adalah Siti Majidah, salah satu anggota Majelis Tabligh dan Ketarjihan PP ‘Aisyiyah Divisi Ketarjihan. Sebelum memasuki segmen materi, Siti Bahiroh selaku Wakil Ketua Majelis Tabligh dan Ketarjihan PP ‘Aisyiyah memberikan sambutan.
Baca Juga: Membangun Rasa Cinta pada Al-Qur’an
Saat menyampaikan materi, Majidah memberi pengantar berupa tipologi orang-orang yang menyambut bulan Ramadhan. Dia menyebutkan bahwa setidaknya ada empat tipe. Pertama, yaitu orang-orang yang memandang puasa sebagai sesuatu yang memberatkan. Kedua, yaitu orang-orang yang memandang bulan Ramadhan sebagai bulannya lapar dan dahaga, namun tetap berpuasa karena malu.
Lalu ketiga, adalah orang-orang yang memandang Ramadhan sebagai bulan yang memberi aspek material saja. Kemudian terakhir, adalah orang-orang yang memandang Ramadhan sebagai saat-saat beribadah dan penuh dengan nuansa transendental. Dengan demikian, bulan Ramadhan adalah saat-saat terbaik untuk beribadah.
Majidah kemudian melanjutkan materinya dengan menekankan fungsi bulan Ramadhan sebagai tameng bagi kaum muslimin dari berbuat buruk, termasuk menjaga lisan dalam situasi apapun. Hal ini patut menjadi perhatian agar seorang hamba bisa mencapai derajat ‘bertakwa’. Majidah mengatakan, “Salah satu cara untuk menjadi orang yang bertakwa, adalah dengan berbicara yang baik”.
Selain menyampaikan tentang apa saja keutamaan puasa, Majidah juga menyebutkan apa saja yang bisa dilakukan perempuan haid saat bulan Ramadhan. Para perempuan yang berhalangan tersebut tentunya masih bisa mengamalkan ibadah-ibadah seperti berzikir, berdoa, dan lain sebagainya. Dengan demikian, meskipun perempuan tersebut sedang menstruasi, dia masih bisa beramal dan mendapatkan pahala. (Landung)