Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Korupsi merupakan salah satu biang persoalan di negara Indonesia. Pernyataan itu disampaikan oleh Ketua Umum Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Daerah Istimewa Yogyakarta, Muhammad Akmal Ahsan dalam pembukaan Sekolah Antikorupsi, Jumat (29/7).
Akmal menyebut, ada tuntutan yang ingin dikuliti sekaligus harapan yang ingin diwujudkan dalam kegiatan ini. “Kita ingin terlibat dalam upaya menegakkan keadilan dan memberantas korupsi,” kata dia. Lebih lanjut, ia berharap Sekolah Antikorupsi ini dapat menjadi energi positif dan mampu menyebar ke seluruh pimpinan IMM di seluruh Indonesia dan gerakan mahasiswa secara umum.
Hadir dalam kesempatan tersebut Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Gunawan Budiyanto. Ia mengatakan bahwa mahasiswa harus diberi ruang untuk mendiskusikan pemikiran dengan perspektif yang berbeda. “Mahasiswa harus diberi ruang untuk memilih jalan sendiri,” kata dia.
Baca Juga: Oligarki Menggurita, Muhammadiyah Diminta Lebih Pro Aktif Menyuarakan Kepentingan Rakyat
Gunawan menegaskan, mahasiswa harus jadi orang radikal. Radikal dalam makna rajin, terdidik, dan mempunyai akal sehat. Dalam konteks itulah, Sekolah Antikorupsi ini menurut dia merupakan kesempatan untuk berdiskusi secara sehat dan fair.
Sementara itu, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY, Untung Cahyono mengapresiasi terselenggaranya kegiatan ini. Ia lalu mengingatkan kepada kader IMM yang nantinya berdiaspora ke berbagai posisi untuk tidak menjadi pelaku koruptsi itu sendiri.
Mengutip sebuah hadits, Untung mengingatkan bahwa Allah melaknat orang yang menyogok dan yang disogok. “Dua kata kunci itu yang paling penting saat ini,” ujar dia.
Hadir dalam pembukaan Sekolah Antikorupsi ini Ketua PP Muhammadiyah Busyro Muqoddas, Pengamat Politik Indonesia Rocky Gerung, dan Jurnalis FNN Hersubeno Arif. Kegiatan ini akan diselenggarakan mulai Jumat hingga Ahad, 29-31 Juli 2022. (sb)
2 Comments