Berita

Sekolah Dai DPD IMM DIY: Cetak Ulama Intelektual

Yogyakarta, Suara ‘AisyiyahDewan Pimpinan Daerah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta (DPD IMM DIY) menyelenggarakan Sekolah Da’i 2022 dengan tema “Mencetak Ulama Intelektual”. Kegiatan ini dilaksanakan selama 3 hari pada 15-17 Juli 2022 di Tabligh Institute Muhammadiyah, dan diikuti oleh perwakilan kader dari daerah seluruh Indonesia.

Sekolah Da’i merupakan program kerja yang diinisiasi oleh Bidang Tabligh dan Kajian Keislaman DPD IMM DIY bekerja sama dengan Pusat Studi Agama DPD IMM DIY. Dalam kesempatan ini, turut hadir memberikan Kuliah Umum Sekolah Da’i 2022, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti.

Dalam kesempatan itu, Mu’ti menyinggung bahwa dakwah yang mayoritas dilakukan umat Islam hanya bersifat ritualistik. “Dakwah kita saat ini baru berbicara pada hal-hal yang ritualistik,” ucapnya.

Menurutnya, dakwah seharusnya tidak hanya sekadar menawarkan sesuatu yang bersifat verbal, namun lebih dari itu harus menawarkan solusi konkret yang rasional dan mencerahkan dalam setiap persoalan yang terjadi di tengah masyarakat.

“Dakwah harus membuat umat percaya diri, bukan ditakut-takuti. Selama ini dakwah kita seringkali menakut-nakuti dan sering menyalahkan orang lain atas tidak percaya dirinya pada kita,” terang Mu’ti.

Baca Juga: Kaderisasi Ulama di Muhammadiyah-‘Aisyiyah

Bagi Mu’ti, dakwah harus menghadirkan Islam secara komprehensif dan mentransformasikan nilai-nilai Islam dengan bahasa universal. Jangan sampai, dakwah yang dihadirkan di tengah masyarakat justru mengklaim kebenaran secara sepihak tanpa melihat persoalan secara komprehensif. Padahal, Islam hadir sebagai solusi untuk memberikan kebaikan di masa kini dan masa depan.

Senada dengan itu, Ketua Bidang Tabligh dan Kajian Keislaman, Muhammad Zulfikar Yusuf turut memberikan komentar berkaitan dengan persoalan umat beragama. “Hari ini kita melihat bahwa agama di sebagian masyarakat Islam hanya ditafsirkan sebagai sebuah doktrin. Padahal kehadiran agama harus dimaknai secara komprehensif dan fungsional. Ayat-ayat yang turun harus ditafsirkan sebagai suatu kemaslahatan, yang mampu menghadirkan misi Islam rahmatan lil ‘alamin,” katanya. (DPDIMMDIY/sb)

Related posts
Berita

Mernissi Bootcamp IMM DIY Menjawab Maraknya Kasus Kekerasan Seksual di Kampus

Sleman, Suara ‘Aisyiyah — Fatimah Mernissi adalah seorang feminis asal Maroko yang banyak menyuarakan pemikiran terkait keseteraan laki-laki dan perempuan. Nama itu…
Berita

Mernissi Bootcamp, Program Pengarusutamaan Gender DPD IMM DI Yogyakarta Resmi Dibuka

Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Di Indonesia, masih kuatnya budaya patriarki membuat pengetahuan dan pengalaman perempuan acapkali terabaikan. Berangkat dari situasi itu, Dewan…
Berita

Rakorda DPD IMM DIY: Sudah 80 Persen Program Terealisasi

Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Rapat Koordinasi Dewan Pimpinan Daerah (Rakorda) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta sukses dilaksanakan pada Ahad (13/11) di…

2 Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *