Gaya HidupKesehatan

Self-Love dan Keberanian Menjadi Diri Sendiri

Oleh: Oktavia Dwi Anggreini

“Aku menemukan bahwa kebahagiaan tidak datang dari bagaimana penampilanku, tapi dari bagaimana aku melihat diriku sendiri.” tutur karakter Rara dalam salah satu film yang mengangkat topik tentang self-love yaitu “Imperfect: Karir, Cinta & Timbangan.”

Di dunia yang serba cepat dan penuh dengan ekspektasi sosial yang tinggi ini, menemukan dan menerapkan self-love atau cinta diri menjadi semakin relevan dan penting. Mengutip dari buku “Self-Compassion: The Proven Power of Being Kind to Yourself” (2011), bahwa self-love melibatkan sikap baik dan pengertian terhadap diri sendiri, terutama saat menghadapi kegagalan atau penderitaan.

Pada era seperti sekarang ini, self-love tetap menjadi topik yang relevan, meskipun terkadang dipandang sebagai bentuk egoisme atau narsisme. Hal ini karena kita hidup di lingkungan yang sering kali mendorong kita untuk berubah dan menyesuaikan diri dengan standar tertentu, baik dalam hal penampilan, prestasi, maupun cara hidup. Akibatnya, banyak dari kita merasa tidak cukup baik atau tidak layak dihargai.

Mengapa Penting untuk Diterapkan?

 Perlu kita ketahui terlebih dahulu bahwa self-love merupakan fondasi dari keberanian untuk menjadi diri sendiri, yang pada gilirannya membawa kita menuju kehidupan yang lebih otentik dan memuaskan.

 Self-love atau mencintai diri sendiri sangat penting karena berpengaruh terhadap kesehatan mental kita. Karena hal ini dapat membantu mengurangi tingkat stres, kecemasan, dan depresi. Ketika kita menerima dan mencintai diri sendiri dengan segenap kelebihan dan kekurangan kita, kita cenderung memiliki persepsi diri yang lebih positif dan lebih stabil secara emosional.

Selain itu, self-love juga dapat meningkatan kesehatan fisik. Ketika kita mencintai diri sendiri, kita cenderung lebih memperhatikan kesehatan fisik kita, termasuk pola makan yang lebih sehat, rutinitas olahraga yang teratur, dan perawatan diri yang baik secara umum.

Self-love juga mampu membantu kita dalam meningkatkan produktivitas serta kinerja kita. Self-love membantu meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi kita untuk mencapai tujuan, sehingga kita cenderung lebih berani mengambil tantangan baru dan berusaha untuk berkembang.

Dan yang terpenting adalah, self-love membantu kita dalam penerimaan dan pertumbuhan diri. Ketika kita mencintai diri sendiri, kita lebih terbuka dengan yang namanya perubahan dan pertumbuhan, sehingga kita menjadi lebih sadar akan kelebihan yang bisa kita manfaatkan dan kekurangan yang bisa kita perbaiki.

Akibat Tidak Menerapkan Self-Love

 Beberapa penelitian menemukan bahwa mereka yang memiliki self-love yang rendah lebih memungkin untuk menderita penyakit mental seperti depresi, gangguan kecemasan, dan gangguan makan termasuk anoreksia dan bulimia, bahkan kemungkinan terbesarnya adalah kematian karena suicide (bunuh diri).

Melansir dari kumparan.com, peristiwa yang akhir-akhir ini sering terjadi adalah suicide (bunuh diri) di kalangan Generasi Z. Kebanyakan dari mereka yang melakukan bunuh diri tidak dapat mencintai diri mereka sendiri karena orang-orang di sekitar mereka tidak memperdulikan mereka. Pada akhirnya mereka beralih ke media sosial sebagai pelarian, karena di sana mereka mendapatkan apa yang tidak mereka dapatkan di dunia nyata.

Baca Juga: Talkshow Gen-Z Bicara Islam: Anak Muda Harus Gaul dalam Dakwah

Kasus bunuh diri karena kurangnya rasa cinta pada diri sendiri mengingatkan kita akan pentingnya kesehatan mental dan emosional dalam hidup kita. Meskipun, terkadang sebagian besar orang-orang di media sosial memberikan dukungan, namun hal tersebut juga dapat memperburuk perasaan tidak berharga ketika mereka mulai membandingkan diri mereka dengan orang lain di media sosial.

Pada dasarnya kita dapat membantu individu mengembangkan rasa self-love yang sehat melalui pendidikan, dukungan, dan akses ke layanan kesehatan mental, sehingga mencegah tragedi seperti bunuh diri. Diperlukan upaya terkoordinasi antara masyarakat, keluarga, dan pakar kesehatan mental untuk menciptakan lingkungan yang peduli dan penuh kasih sayang bagi setiap individu.

Selain berdampak terhadap kesehatan mental, terlalu mengabaikan self-love juga berpengaruh terhadap kesehatan fisik seseorang. Menurut penelitian, mereka yang tidak mencintai dirinya sendiri lebih besar kemungkinannya terkena penyakit jantung. Hal ini disebabkan oleh stres yang ekstrim dan ketegangan emosi yang tidak terkendali.

 Self-love bukanlah perjalanan yang terjadi dalam semalam. Ini adalah komitmen jangka panjang yang membutuhkan kesadaran diri, kepedulian diri, dan penghargaan terhadap diri. Dalam budaya yang sering mengharapkan kesempurnaan dan membandingkan diri kita dengan orang lain, penting untuk diingat bahwa setiap orang itu unik dan berharga dengan caranya masing-masing.

Menerapkan konsep self-love dalam kehidupan sehari-hari tidak hanya bermanfaat bagi kesejahteraan kita sendiri tetapi juga hubungan kita dengan orang lain. Ketika kita mencintai diri kita sendiri, kita lebih siap untuk mencintai dan membantu orang-orang di sekitar kita.

Mari kita mulai perjalanan ini dengan menerima diri kita apa adanya, merawat diri sendiri dengan baik, dan menikmati setiap kemenangan kecil. Dengan cara ini, kita dapat menjalani kehidupan yang lebih bahagia, sehat, dan lebih memuaskan. Ingatlah bahwa self-love bukanlah hal yang egois, itu adalah fondasi untuk kesenangan sejati dan kesejahteraan jangka panjang.

Burung merpati terbang tinggi, Menyusuri langit biru terang. Sayangi diri, jangan ragu lagi, Kebahagiaan sejati akan datang.

*Penulis adalah Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan

Related posts
Muda

Self-Love vs Selfish: Antara Cinta pada Diri Sendiri dan Egois

Oleh: Desi Eka* Akhir-akhir, ini banyak sekali istilah dalam psikologi yang bermunculan. Hal ini disebabkan karena banyak orang yang mulai sadar akan…
Gaya HidupKesehatan

Self-Love: Mulailah Mencintai Diri Sendiri

Self-love atau mencintai diri sendiri merupakan salah satu istilah untuk menggambarkan kecintaan terhadap diri, memperlakukan dan menerima diri dengan sebenar-benarnya. Dalam aspek…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *