Berita

Seminar Pra-Muktamar VII: Strategi Aisyiyah pada Upaya Pemberdayaan dan Pemajuan Masyarakat

Yogyakarta, Suara ‘AisyiyahPerempuan terlibat banyak di dalam lintasan sejarah bangsa Indonesia. Gerakan perempuan berkemajuan juga erat kaitan dan kesinambungannya dengan perjuangan para pahlawan perempuan. Mereka memperjuangkan emansipasi dalam bidang pendidikan, hak-hak politik, perlindungan hukum, dan budaya.

Pernyataan tersebut disampaikan Ketua PP ‘Aisyiyah Siti Noordjannah Djohantini dalam Seminar Pra-Muktamar Muhammadiyah-‘Aisyiyah Ke-48, Kamis (14/4). Dalam seminar yang mengangkat tema “Arsitektur Gerakan Perempuan Berkemajuan” itu, Noordjannah menjelaskan bahwa para tokoh perempuan dan kehadiran organisasi pergerakan perempuan pada masa penjajahan memberikan andil perjuangannya bagi kemerdekaan Indonesia.

Di tengah pasang surut gerakan perempuan di Indonesia, kata dia, ‘Aisyiyah tetap bertahan dan terus berkontribusi bagi kehidupan bangsa Indonesia. “’Aisyiyah terus hadir dalam dinamika pergerakan perempuan di tengah zaman yang kompleks itu untuk berkiprah tidak kenal lelah dalam memajukan kehidupan di berbagai bidang dalam spirit dan pandangan Islam berkemajuan,” ujarnya.

Baca Juga: Seminar Pra-Muktamar VI: Muhammadiyah Harus Berperan dalam Perubahan Iklim Global

Di abad kedua, ‘Aisyiyah dihadapkan pada berbagai persoalan, baik dalam aspek sosial, ekonomi, politik, dan keagamaan. Di tengah berbagai persoalan itu, ‘Aisyiyah dituntut untuk mengaktualisasikan pandangan keislaman yang berkemajuan. Aktualisasi itu, menurut Noordjannah, harus diarahkan pada upaya pembebasan, pemberdayaan, dan pemajuan untuk pencerahan kehidupan.

“Sebagai organisasi dakwah, ‘Aisyiyah dituntut untuk menyebarluaskan dan mewujudkan kehidupan yang Islami dalam kehidupan setiap muslim, keluarga, dan masyarakat atau umat secara kolektif. ‘Aisyiyah juga harus menjadi organisasi tajdid yang membawa pembaruan dalam mengamalkan ajaran Islam dan tata kehidupan masyarakat untuk menjawab tantangan zaman,” terang Noordjannah dalam seminar yang digelar di Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta.

Lebih lanjut, Noordjannah menyebut 6 (enam) agenda strategis ‘Aisyiyah abad kedua: pertama, pengembangan keilmuan dan teknologi; kedua, penguatan keluarga sakinah; ketiga, reaktualisasi usaha praktis; keempat, memainkan peran keumatan dan kemanusiaan; kelima, berperan aktif dalam memecahkan permasalahan bangsa, dan; keenam, mengembangkan peran internasionalisasi gerakan. (sb)

Related posts
Lensa OrganisasiSejarah

Di Mana Aisyiyah Ketika Masa Revolusi Indonesia?

Oleh: Ghifari Yuristiadhi Masyhari Makhasi* Tahun ini, Indonesia telah memasuki usia yang ke-79. Hal ini menjadi momentum untuk merefleksikan perjuangan para pendahulu…
Berita

107 Tahun Aisyiyah, Perkuat Komitmen Menjawab Berbagai Problem Kemanusiaan Semesta

Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Mengusung tema “Memperkokoh dan Memperluas Dakwah Kemanusiaan Semesta” ‘Aisyiyah  akan memperingati miladnya yang ke-107 tahun pada 19 Mei…
Berita

Tri Hastuti Dorong Warga Aisyiyah Kawal Demokrasi di Indonesia

Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Menghadapi momentum Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, banyak pertanyaan dari warga ‘Aisyiyah menyangkut pilihan dan keberpihakan ‘Aisyiyah. Sekretaris Umum…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *