Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Dalam rangka menjalankan ibada puasa Ramadhan 1442 H, Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengadakan pengajian ramadhan yang akan berlangsung selama 3 hari, dimulai pada hari Jumat 16 April 2021 sampai dengan Ahad 18 April 2021 dengan mengusung tema “Tajdid Organisasi di Era Perubahan”.
“Tajdid memiliki makna memberikan sesuatu pada tempatnya dan menghidupkan sesuatu yang sudah mati, membangkitkan sesuatu yang stagnan atau jumud, melakukan konstruksi dan rekontrusi atau memperbaiki dan membangun,” ungkap Haedar Nashir selaku Ketua Umum Muhammadiyah dalam pembukaan pengajian Ramadhan PP Muhammadiyah pada Jumat (16/4).
Dalam kesempatan tersebut Haedar juga menjelaskan bahwa tajdid dalam aspek struktural erat sekali kaitannya dengan aktor, budaya, dan juga lingkungan dimana Muhammadiyah itu sendiri berada.
Gunawan Budianto selaku Rektor UMY dalam kesempatannya menyampaikan bahwa sudah saatnya Muhammadiyah meletakan gerakan persyarikatan ini kepada kader-kader yang sudah sangat disiapkan untuk berada di dalam gelombang-gelombang era perubahan.
“Muhammadiyah sudah berada dipersimpangan jalan. Jika dalam perjalanan tersebut Muhammadiyah tidak berhasil dan masih memegang konsep-konsep tradisional, maka tidak heran jika kelak Muhammadiyah akan ditinggalkan,” ungkap Gunawan.
Di samping itu, Ari Anshori selaku Ketua MPK PP Muhammadiyah menekankan bahwa meskipun Islam tidak dibela oleh organisasi Islam manapun termasuk Muhammadiyah, Islam akan tetap jaya. Tetapi kewajiban muslimin dan mukminin ialah seperti dalam Q.S. Ali-‘Imran: 142 bahwa dakwah dan jihad dalam hal ini merupakan rangka pengabdian kita pada Allah Swt.
“Menurut Utsman bin Affan, orang yang cerdas merupakan orang yang mampu instropeksi diri dan melakukan amal untuk kehidupan setelah mati. Oleh karena itu, segenap warga Muhammadiyah perlu senantiasa beristiqomah,” jelas Ari Anshori. (Tami)