Bimbingan Teknis PPIH Arab Saudi telah memasuki hari ke delapan. Calon petugas haji berkesempatan melakukan simulasi penyelenggaraan ibadah haji yang dibagi per daerah kerja (Daker), yaitu Daker Makkah, Daker Madinah, dan Daker Bandara.
Direktur Bina Haji Ditjen PHU Kemenag RI, Arsyad menyampaikan, simulasi ini merupakan kelanjutan dari sesi kemarin tentang Armuzna secara teori. “Bagaimana praktiknya layanan di Armuzna, mulai alur, layanannya seperti apa, karena kalau teori tanpa praktik itu mengawang-awang, dinamika di lapangan itu tidak sesederhana di dalam teori,” terang Arsyad.
Saat berlangsung sesi simulasi, peserta memang tampak harus menghadapi problem yang muncul di lapangan, seperti keluhan jamaah saat sopir menyetir ugal-ugalan, jamaah perempuan sakit dan hanya mau dibantu oleh petugas perempuan, lansia yang sakit dan tidak bisa berjalan, hingga jamaah yang tiba-tiba pingsan.
Tak hanya itu, menghadapi jamaah lansia yang kesulitan berjalan atau jamaah yang sakit, ketersediaan kursi roda dan orang yang mampu menggunakannya menjadi hal penting. Asep Aziz, petugas Emergency Medical Team (EMT) sektor 5, menyampaikan bahwa kemampuan menggunakan kursi roda perlu dimiliki oleh petugas mengingat banyaknya jamaah lansia.
Ia pun tampak kemudian mengajari cara menggunakan kursi roda pada rekan-rekannya di layanan lansia dan disabilitas. Asep menjelaskan, “pastikan kursi roda berada di tempat yang datar, rem kursi roda dibuka, posisi badan tegak jangan bungkuk supaya tidak terlalu capek, kaki tidak dalam posisi sejajar.”
Asep juga membagikan tips jika menemukan jalan turun. Ia menjelaskan, kita perlu berbalik badan membelakangi jalan, “jadi kita jalan mundur ditahan pakai kaki supaya tidak terjadi kecelakaan hingga jalan kembali datar baru kita berbalik lagi,” pesan Asep.
Penurunan jamaah dari kursi roda, menurut Asep, juga harus dilakukan dengan mengaktifkan dulu rem. “Pastikan kaki jamaah diminta menapak ke tanah dulu agar tidak terjungkal, baru kita papah ke tempat yang aman,” pesannya (HNS).