Berita

Siti Aisyah: Kekerasan Bukan Ajaran Islam

Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Selama ini, ‘Aisyiyah berdakwah dan melayani masyarakat dengan membawa pesan-pesan wasathiyah yang berkemajuan. Hal itu di antaranya berwujud dalam pesan nirkekerasan. Demikian penjelasan Ketua PP ‘Aisyiyah Siti Aisyah dalam kajian daring bertema “Perilaku Nirkekerasan dalam Perspektif Islam”.

Dalam kajian yang digelar pada Jumat (7/1) dan disiarkan melalui kanal YouTube Majelis Tabligh PP ‘Aisyiyah itu, Siti ‘Aisyah menjelaskan bahwa ‘Aisyiyah terus berupaya melayani masyarakat dan menggerakkan mereka agar dapat mengimplementasikan paham Islam wasathiyah yang berkemajuan.

Islam, katanya, hadir dengan membawa nilai-nilai rahmat, kedamaian, dan keselamatan. Artinya, Islam menolak segala bentuk kekerasan. Sebab kekerasan adalah berbanding terbalik dengan nilai kerahmatan, kedamaian, dan keselamatan.

Baca Juga: Pendidikan Seksual Menurut Islam

Upaya ‘Aisyiyah untuk mewujudkan kehidupan yang nirkekerasan tersebut, terang Siti ‘Aisyah, tak lepas dari spirit teologis berdirinya ‘Aisyiyah, misalnya Q.S. an-Nahl: 97 dan Q.S. ali Imran: 110. Berangkat dari spirit tersebut, selain berusaha mewujudkan kehidupan yang baik dan harmonis, ‘Aisyiyah harus juga memberikan solusi. “Wujudnya adalah antara lain nirkekerasan dalam wujud al-ma’ruf. Yang kekerasan itu memang harus dicegah,” terangnya.

Selanjutnya, melansir Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak Remaja (SNPHAR) dan Survei Pengalaman Hidup Perempuan Nasional (SPHPN), Siti ‘Aisyiah menyebut bahwa pada tahun 2021 terdapat fakta bahwa: pertama, mayoritas kasus kekerasan dialami oleh anak perempuan, dibanding laki-laki; kedua, 34% atau 3 dari 10 anak laki-laki mengalami kekerasan; ketiga, 41% atau 4 dari 10 perempuan mengalami 1 atau lebih jenis kekerasan sepanjang hidupnya; keempat, fakta sosial kekerasan anak di antaranya kekerasan emosional, kekerasan fisik, dan kekerasan seksual.

Kelima, SPHPN tahun 2021 menunjukkan prevalensi kekerasan terhadap perempuan; keenam,  kekerasan fisik atau seksual yang dilakukan oleh pasangan dan selain pasangan 2021 dialami oleh 26,1 persen atau 1 dari 4 perempuan usia 15-64 tahun selama hidupnya; ketujuh, angka tersebut mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2016, dengan perbandingan 1 dari 3 orang.

Penurunan angka ini, menurut Siti ‘Aisyah, di antaranya berkat usaha yang dilakukan oleh ‘Aisyiyah. “Kita terus menyampaikan bahwa kekerasan itu adalah bukan bagian ajaran Islam,” ujarnya. (sb)

Related posts
Lensa OrganisasiSejarah

Di Mana Aisyiyah Ketika Masa Revolusi Indonesia?

Oleh: Ghifari Yuristiadhi Masyhari Makhasi* Tahun ini, Indonesia telah memasuki usia yang ke-79. Hal ini menjadi momentum untuk merefleksikan perjuangan para pendahulu…
Berita

107 Tahun Aisyiyah, Perkuat Komitmen Menjawab Berbagai Problem Kemanusiaan Semesta

Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Mengusung tema “Memperkokoh dan Memperluas Dakwah Kemanusiaan Semesta” ‘Aisyiyah  akan memperingati miladnya yang ke-107 tahun pada 19 Mei…
Berita

Tri Hastuti Dorong Warga Aisyiyah Kawal Demokrasi di Indonesia

Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Menghadapi momentum Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, banyak pertanyaan dari warga ‘Aisyiyah menyangkut pilihan dan keberpihakan ‘Aisyiyah. Sekretaris Umum…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *