Oleh: Syukriyanto AR.
Nama lengkapnya adalah Siti Harmunah. Ia merupakan seorang sarjana Jurusan Vokal dan Piano, Akademi Musik Indonesia (AMI/ISI) Yogyakarta tahun 1958. Harmunah dikenal sebagai aktivis ‘Aisyiah dan seniman yang berdedikasi. Sejak remaja, ia telah aktif di organisasi NA (Nasyiatul ‘Aisyiyah) Kauman. Ia kerap terlihat di acara pengajian Djamiatul Banat dan Dirasatul Banat. Harmunah juga aktif dalam organisasi kepanduan NA, yakni Hizbul Wathan putri yang diasuh oleh kakaknya sendiri, Siti Zubaidah.
Harmunah turut serta dalam paduan suara Nasyiatul ‘Aisyiyah Kauman yang dibimbing oleh Bahar Herulaksono, seorang guru SD Muhammadiyah dan tokoh Pemuda Muhammadiyah Kauman yang banyak menciptakan lagu-lagu yang bernapaskan pendidikan, keislaman, dan perjuangan. Lagu-lagunya terhimpun dalam buku Kumandang Nasyiah yang diterbitkan oleh NA Kauman.
Grup paduan suara yang juga beranggotakan Siti Zubaidah, Nurhayati, Uswatun Hasanah, Siti Wari’yah, Siti Bazimah, dan sejumlah putri NA Kauman lainnya ini pernah diminta untuk siaran rutin langsung di RRI Studio Yogyakarta. Sekitar tahun 1947-1955, grup paduan suara ini begitu terkenal di Yogyakarta.
Baca Juga: Mengenal Siti Baroroh Baried, Pelopor Kiprah Internasional ‘Aisyiyah
Di ‘Aisyiyah sendiri, bakat seni Harmunah dibaktikan untuk menjadi pelatih berbagai grup paduan suara ‘Aisyiyah di cabang-cabang di kota Yogyakarta, khususnya cabang Umbulharjo. Sedangkan sebagai penyanyi, Harmunah pernah meraih gelar sebagai juara nasional ke-2 lomba Bintang Radio TVRI tahun 1975 untuk jenis lagu seriosa. Tak hanya itu, tahun 1978-1980, Harmunah menjadi pembina acara Kuncup Mekar di TVRI Yogyakarta, sebuah program pemandu bakat penyanyi remaja.
Harmunah juga mengajar di beberapa sekolah vokal selama lebih dari 10 tahun di sekolah KYTHARA bersama rekan-rekannya di ISI (Institut Seni Indonesia) Solo. Ia juga membagi ilmunya dengan berprofesi sebagai pengajar di UNY (Universitas Negeri Yogyakarta), Sekolah Menengah Musik (SMM), dan les musik, khususnya vokal dan piano. Beberapa karya Harmunah antara lain Musik Keroncong, Sejarah, Gaya dan Perkembangan diterbitkan oleh Pusat Musik Liturgi tahun 1996. Bukunya yang lain yang siap diluncurkan berjudul Latihan Vokalisasi untuk Praktik Vokal.
Bakat bermusik Harmunah diasah sejak kecil dalam keluarga seniman. Perempuan kelahiran Yogyakarta 2 Februari 1938 ini merupakan putri dari R. H. Dhuri, wakil bendahara Hoofdt Bestuur Muhammadiyah pada masa kepemimpinan Kiai Mas Mansur. Sedangkan Dhuri merupakan putra Kiai Ahmad Dahlan dari istri Rr. Sutijah Widyaningrum (Nyai Abdullah), yang merupakan seorang seniman Keraton di bidang olah suara (waranggana). Keduanya menikah pada tahun 1897. Sejak menikah, Nyai Abdullah terlibat dalam organisasi Sopo Tresno yang menjadi cikal bakal ‘Aisyiyah. Ayah Harmunah sendiri merupakan pengusaha sekaligus seniman yang pernah belajar di Prancis dan menguasai hampir semua alat musik, seperti piano, gitar, biola, saksofon, flute, hingga klarinet.
Harmunah menikah dengan seorang seniman, R. Joehanto. Pasangan ini dikaruniai empat putra dan seorang putri. Salah satunya adalah Andika Prabangkara yang ditugasi LSPO PP Muhammadiyah untuk menggarap film-film LSBO. Beberapa film garapannya adalah Meniti 20 Hari (episode perjalanan Pak AR dan regu HW bersepeda ontel dari Palembang ke Medan pada tahun 1939), 9 Putri Sejati (sejarah berdirinya ‘Aisyiyah), dan Jejak Langkah 2 Ulama (riwayat perjuangan K. H. Ahmad Dahlan dan K. H. Hasyim Asy’ari). Sedangkan putranya yang lain yakni Adhitya Bhadaskara, tergabung dalam band Jikustik.