Berita

Siti Noordjannah Minta Kader Nasyiatul Aisyiyah Merefleksikan Perjuangan Tokoh Aisyiyah Periode Awal

Milad Ke-94 Nasyiatul Aisyiyah 2

Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah Kader Muhammadiyah perlu bersyukur karena berada di lingkungan persyarikatan yang didirikan oleh Kiai Ahmad Dahlan pada 1912 ini. Pasalnya, sejak awal berdiri, Muhammadiyah telah memberikan ruang yang luas dan mendalam kepada perempuan untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya.

Pernyataan itu disampaikan oleh Ketua Umum PP ‘Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini dalam resepsi Puncak Milad Ke-94 Nasyiatul ‘Aisyiyah pada Ahad (25/7) di Amphitheater Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Yogyakarta. Sepanjang sejarah, kata dia, kader ‘Aisyiyah banyak mengambil peran dalam pembangunan sumber daya perempuan Indonesia.

Noordjannah menyebut peran luar biasa Siti Munjiyah dan Siti Hayinah di Kongres Perempuan Indonesia Pertama pada 1928. Pada waktu itu, Siti Hayinah menyampaikan pidato berjudul “Persatuan Manusia”. Dengan persatuan manusia, Hayinah mengajak para peserta kongres untuk mencapai cita-cita yang besar dan mulia.

“Pada saat itu, ‘Aisyiyah sudah berpikir luar biasa. Di saat Indonesia belum merdeka, masih dijajah, kita memerlukan persatuan manusia. Menurut beliau, kebahagiaan itu akan diperoleh kalau manusia satu dengan yang lain, kelompok satu dengan yang lain, ada wujud persatuan, termasuk persatuan untuk melawan penjajah,” kata dia.

Baca Juga: Diplomasi Aisyiyah: Sisi Lain Siti Hayinah

Tema yang dibicarakan Hayinah, menurut Noordjannah, masih sangat relevan untuk diperbincangkan saat ini. Kata dia, persatuan hanya mungkin terwujud kalau setiap orang dan kelompok ingin mewujudkan rasa damai. Lebih dari itu, persatuan tidak akan terwujud jika hanya dipidatokan. Upaya mewujudkan persatuan harus juga dilakukan dengan perbuatan. Dan itulah kelebihan dan kekuatan Muhammadiyah.

Noordjannah meminta, kader-kader Nasyiatul ‘Aisyiyah untuk dapat merefleksikan perjuangan tokoh ‘Aisyiyah periode awal. Sebab, mereka membawa nilai ajaran Islam untuk memberikan solusi kepada kepentingan kehidupan yang lebih luas.

Di tengah problem kehidupan yang makin kompleks, ia juga mengajak kader NA untuk mengambil peran aktif dan proaktif. “Di sinilah Nasyiatul ‘Aisyiyah akan mengambil peran aktif dan progresif untuk turut serta menyelesaikan persoalan-persoalan kehidupan, baik di tubuh bangsa ini maupun untuk kepentingan dunia,” kata Noordjannah.

Terakhir, ia mengajak kader NA untuk terlibat dalam banyak hal, terutama dalam isu-isu penting dan strategis. Keterlibatan itu harus dilakukan dengan bergandeng tangan, terbuka dengan berbagai pihak, dan kuat dalam konsolidasi internal. (sb)

Related posts
Lensa OrganisasiSejarah

Di Mana Aisyiyah Ketika Masa Revolusi Indonesia?

Oleh: Ghifari Yuristiadhi Masyhari Makhasi* Tahun ini, Indonesia telah memasuki usia yang ke-79. Hal ini menjadi momentum untuk merefleksikan perjuangan para pendahulu…
Berita

Nasyiatul Aisyiyah Kalsel dan Tular Nalar Mafindo Gelar Akademi Digital Lansia: Ayu Balajar Sakira Kada Takaji Habar

Banjarmasin, Suara ‘Aisyiyah – Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah (PWNA) Kalimantan Selatan bersama Tular Nalar Mafindo  menyelenggarakan Akademi Digital Lansia di Aula SMP Muhammadiyah…
Berita

Program Komunitas Isi Piringku Semarakkan Hari Kemerdekaan dengan Gerakan Aksi Gizi Seimbang

Penajam Paser Utara, Suara ‘Aisyiyah – Program Komunitas Isi Piringku yang merupakan program kolaborasi Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah dengan Danone Indonesia melaksanakan…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *