Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – SMA Muhammadiyah 2 (Muha) Yogyakarta menggelar kegiatan manasik haji untuk siswa kelas XI tahun pelajaran 2023/2024 bersama dengan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU) ‘Aisyiyah Kota Yogyakarta, Sabtu (18/11).
Agenda rutin tahunan tersebut melibatkan para Pimpinan dan Pembimbing Senior KBIHU ‘Aisyiyah yang dikoordinir langsung oleh Ketua, Rowi Sutaryo. Rowi mengingatkan agar sesuai prinsip KBIHU ‘Aisyiyah yaitu “Berhaji benar sesuai dengan tuntunan Rasulullah Saw.” Prinsip ini menurutnya harus tercermin dalam setiap kegiatannya termasuk dalam membimbing praktik manasik para siswa di sekolah yang juga didampingi oleh para guru. Kegiatan ini dilaksanakan di arena sekolah dan sekitarnya.
Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta, Slamet Purwo dalam sambutannya saat membuka kegiatan menyampaikan rasa syukur atas digelarnya acara praktik manasik haji. Meski di bawah terik matahari yang menyengat semua tetap merasa nyaman. “Teriknya matahari perlu disyukuri, karena bisa menggambarkan situasi berhaji yang panas. Mudah-mudahan menjadi pengalaman yang membekas terpatri dalam sanubari, menjadi bekal pengalaman berharga saat menjadi tamu Allah,” pesan Slamet.
Baca Juga: Siapkan Jemaah Haji 2025, KBIHU Aisyiyah Kota Yogyakarta Gelar Manasik
Praktik manasik untuk siswa diawali dengan pengarahan umum yang disampaikan oleh Wiratno selaku Wakil Ketua KBIHU ‘Aisyiyah Kota Yogyakarta. Wiratno menekankan agar para siswa bisa belajar dan mengambil pelajaran tata cara berhaji yang sebenar-benarnya. “Kami sangat berharap semua dilakukan dengan bersungguh-sungguh, karena akan menjadi kenangan sekaligus bekal saat berhaji dan umroh. Semoga kita semua akan menjadi tamu terbaik Allah di baitullah,” imbuhnya.
Menjelang prosesi wukuf di Arofah, dalam pengantarnya, Setiaji Rahman menyampaikan bahwa banyak sekali pesan dan pelajaran dalam tiap prosesi haji, terutama saat wukuf di Arafah, saat manusia dikumpulkan menjadi satu dalam waktu dan tempat serta pakaian yang sama, tidak mengenal ras, suku, kedudukan, jabatan dan lain-lain. “Berdiam di Arofah mengingatkan kita bahwa semua yang bergerak akan berhenti atau mati. Semua yang mati akan dibangunkan dan dikumpulkan Allah kembali untuk mempertanggungjawabkan semua amal perbuatan kita di dunia,” pesannya mengingatkan. (S. Intani/sa)