Oleh: Leonita Siwiyanti*
Banyak harapan dan tuntutan yang ditunjukkan oleh pemuda dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Para pemuda cenderung menginginkan pemimpin yang cerdas, jujur, peka terhadap kebutuhan masyarakat, dan mampu memajukan negara sesuai dengan perkembangan zaman. Selain itu, mereka menuntut kejujuran dan akuntabilitas. Mereka juga menginginkan keterlibatan aktif dalam pengambilan keputusan. Pemimpin juga dianggap penting karena ia harus memahami dan mewakili keinginan generasi muda. Melalui partisipasi dalam pemilihan dan mengawasi calon pemimpin, kaum muda memainkan peran penting dalam menentukan arah kepemimpinan dalam pemilihan presiden 2024.
Dengan informasi yang mereka peroleh dari survei, media sosial, dan kampanye, generasi muda mengharapkan pemimpin yang berfokus pada masalah pendidikan, kesetaraan, korupsi, dan lingkungan. Sebagaimana mereka juga menekankan pentingnya kepemimpinan yang inklusif. Pemimpin yang mau mendengar keinginan semua lapisan masyarakat terungkap dalam tagar dan kampanye media sosial yang viral. Hal ini menunjukkan bahwa mereka terlibat dalam menentukan masa depan negara.
Selain itu, dalam hal inovasi dan teknologi, kaum muda menaruh harapan besar pada pemimpin yang dapat memanfaatkan kemajuan teknologi untuk memajukan negara. Misalnya, pemberdayaan ekonomi kreatif, transformasi digital, dan pelayanan publik. Sehingga pemimpin yang diidolakan kaum muda harus tidak hanya berjiwa muda. Namun juga memiliki kemampuan untuk berpikir secara progresif, adaptif, dan inklusif dalam menanggapi tantangan zaman.
Partisipasi kaum muda dalam Pilpres 2024 tidak hanya hak mereka untuk berpartisipasi dalam demokrasi. Namun, merupakan ekspresi keinginan mereka untuk memiliki pemimpin yang dapat secara efektif mewakili dan melaksanakan aspirasi mereka. Sehingga sangat penting bagi calon pemimpin untuk memahami dan menanggapi dinamika dan tuntutan yang muncul dari kalangan kaum muda.
Karakteristik Sosok Pemimpin Menurut Kaum Muda
Hasil survei menunjukkan bahwa kaum muda membutuhkan beberapa karakteristik pemimpin untuk Pilpres 2024. Diantaranya adalah 34,8% responden menginginkan seorang pemimpin yang jujur dan tidak korupsi, 15,9% menginginkan yang sederhana dan merakyat, serta 12,4% menginginkan yang tegas dan berwibawa.
Selain itu, dari mereka yang menjawab survei 11,6% menginginkan orang yang memimpin dengan prestasi atau kinerja yang baik, 10,1% yang memiliki pengalaman dalam memimpin, dan 6,7% yang memiliki kecakapan. Berikutnya 4,1% menginginkan pemimpin yang taat beragama, dan 3,6% cerdas atau pintar dan memiliki kecakapan. Hasil survei ini menunjukkan bahwa pemilih muda menginginkan seorang pemimpin yang “jujur dan tidak korupsi”.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh generasi milenial, ada beberapa gagasan tentang karaketristik kepemimpinan yang diharapkan dari calon presiden yang akan dipilih pada tahun 2024. Pertama, generasi milenial menginginkan calon pemimpin negara yang mereka pilih menjalankan pemerintahan yang demokratis dan merakyat. Kedua, mereka menginginkan seorang pemimpin yang rendah hati, menyenangkan, sopan, dan bertanggung jawab. Ketiga, mereka juga mengharapkan pemimpin yang tegas dan berwibawa.
Baca Juga: Menuju Pemilu 2024: Titik Rawan Masa Kampanye
Keempat, calon pemimpin harus pintar, berpendidikan, dan jujur. Kelima, calon pemimpin yang dapat memahami dan lebih peduli dengan kebutuhan generasi muda. Terakhir, pemimpin yang mampu meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam berbagai bidang kehidupan. Diantaranya keamanan, pertanian, ekonomi, teknologi, dan infrastruktur yang dianggap sebagai pemimpin milenial.
Persepsi Milenial terhadap Gaya Kepemimpinan Calon Presiden Tahun 2024
Milenial cenderung melihat sifat pribadi calon presiden, seperti rendah hati, ramah, santun, bertanggung jawab, dan jujur. Mereka juga melihat kinerja dan pengalaman mereka sebagai pemimpin. Milenial menginginkan calon pemimpin yang mengelola dengan cara yang demokratis dan merakyat. Mereka juga mengharapkan calon presiden yang peduli dan memahami generasi muda.
Media sosial memainkan peran penting dalam memengaruhi persepsi milenial terhadap gaya kepemimpinan calon presiden yang akan dipilih pada tahun 2024. Mereka dapat menggunakan media sosial untuk mendapatkan informasi serta berinteraksi dengan pendukung dan calon presiden.
Berbagai faktor memengaruhi persepsi milenial melalui media sosial. Hal ini termasuk cara calon presiden dan tim kampanyenya menggunakan media sosial untuk memperkenalkan diri kepada generasi muda. Peran influencer juga berpengaruh saat mereka mendukung calon presiden dalam menciptakan citra yang positif.
Selain itu, konten yang dibagikan di media sosial termasuk tulisan, video, dan gambar dapat mempengaruhi persepsi milenial terhadap calon presiden. Konten yang menarik dan informatif dapat memperkuat citra calon presiden yang positif dan membangun kepercayaan mereka.
Kunci Membangun Kesadaran Politik dan Menghindari Golput bagi Generasi Muda
Serangkaian tindakan yang direncanakan dan berkelanjutan diperlukan untuk memastikan bahwa generasi muda memahami politik dengan baik dan tidak golput. Langkah pertama adalah pendidikan politik yang efektif. Hal ini mencakup meningkatkan jangkauan pendidikan politik, mengklarifikasi konsep tentang demokrasi, hak pilih, dan mekanisme pemilihan umum.
Bantuan politik juga penting untuk diketahui. Anak-anak muda harus dididik tentang hak asasi manusia seperti hak atas pendidikan, kesehatan, pekerjaan, dan partisipasi politik, serta pentingnya berpartisipasi aktif dalam proses politik.
Langkah selanjutnya adalah melibatkan generasi muda dalam politik. Mereka harus didorong untuk terlibat dalam diskusi publik, forum, atau pertemuan dengan politisi atau calon politik yang memperhatikan kebutuhan dan aspirasi pemilih muda. Hal ini akan membantu mereka memahami masalah politik saat ini dan menemukan solusi praktis untuk memperbaiki keadaan politik Indonesia.
Baca Juga: Cakap Bermedia Sosial di Masa Pemilu
Selain itu, sangat penting untuk membantu generasi muda memilih pemimpin yang tepat untuk mereka. Mereka harus diberi bimbingan untuk menilai calon pemimpin berdasarkan rekam jejak dan visi yang relevan yang sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi mereka. Agar generasi muda memahami apa itu demokrasi, mereka harus dididik untuk menjadi warga negara yang aktif dan berpartisipasi dalam proses politik.
Selanjutnya agar dapat meningkatkan partisipasi politik generasi muda, program pendidikan politik tertentu dapat dibuat menggunakan pendekatan holistik. Pertama, pendidikan formal dan non-formal dapat membantu generasi muda memahami pentingnya partisipasi politik dalam pembangunan negara. Hal ini dapat dicapai melalui kurikulum yang mengintegrasikan aspek politik dalam semua tingkat pendidikan.
Kedua, teknologi informasi dapat membantu generasi muda lebih terlibat dalam politik. Program ini mengajarkan keterampilan digital dan pengetahuan politik. Generasi muda dapat memperluas wawasan mereka tentang isu-isu politik yang relevan dengan meningkatkan akses mereka terhadap informasi politik dan memfasilitasi diskusi online.
Ketiga, sangat penting untuk melibatkan generasi muda dalam proses politik secara langsung. Generasi muda memiliki kesempatan untuk berpartisipasi aktif dalam diskusi tentang isu-isu politik yang mereka pedulikan. Caranya melalui program seperti diskusi publik, forum, atau pertemuan dengan tokoh politik. Oleh karena itu, mereka dapat melihat dampak langsung dari keterlibatan politiknya.
Selain itu, sosialisasi bantuan politik merupakan langkah penting dalam mengajarkan generasi muda tentang hak-hak dasar mereka dalam konteks politik. Generasi muda dapat mempelajari hak pendidikan, kesehatan, dan hak asasi manusia agar dapat memahami peran dan tanggung jawab mereka dalam proses politik.
Terakhir, pendekatan strategis harus diterapkan dengan mempertimbangkan ciri-ciri generasi digital saat ini. Informasi politik dapat disampaikan secara efektif dan menarik kepada generasi muda dengan menggunakan media sosial dan teknologi digital lainnya. Hal ini akan membantu membangun kesadaran politik secara menyeluruh.
Kita berharap melalui pelaksanaan program-program ini, generasi muda akan lebih terlibat dan berpartisipasi dalam proses politik. Tujuan dari program tersebut adalah untuk memperkuat demokrasi dan memajukan negara.
Jadi, pendidikan politik bagi kaum muda sangatlah penting agar mereka tidak lagi salah dalam memilih pemimpin. Pastikan mereka berpartisipasi dalam proses demokrasi dengan pemahaman yang lebih baik. Mari, jadilah kaum muda yang peduli pada negara dengan berpartisipasi aktif dalam pemilihan presiden nanti!
*Dosen Program Studi Manajemen Retail Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sukabumi.