Oleh: Agus Suroyo*
Muhammadiyah merupakan organisasi Islam di Indonesia yang memiliki banyak lembaga pendidikan. Menurut data Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah PP Muhammadiyah, ada 27.203 amal usaha pendidikan, mulai dari prasekolah hingga perguruan tinggi. Sekitar 6.530 di bawah penyelenggaraan Muhammadiyah dan 20.663 merupakan amal usaha ‘Aisyiyah. Melihat kuantitas lembaga pendidikan ini, tentu kita patut berbangga. Namun, kondisi ini tentu perlu dikelola secara baik agar eksistensinya sebagai sekolah unggulan tidak sekedar jargon.
Secara teoretis, sekolah unggulan sering disebut juga dengan sekolah efektif. Supardi dalam Sekolah Efektif: Konsep, Dasar, dan Praktiknya mendefinisikan sekolah efektif dengan enam indikator. Indikator tersebut antara lain sekolah dapat menghasilkan prestasi akademik yang tinggi, menggunakan sumber daya secara cermat, adanya iklim sekolah yang mendukung kegiatan pembelajaran, proses pembelajaran yang berkualitas, adanya kepuasan setiap unsur di sekolah, dan output sekolah bermanfaat bagi lingkungannya.
Untuk mewujudkan sekolah efektif, maka perlu ada desain perencanaan sekolah dan strategi yang tepat. Sebagai seorang praktisi yang selama sembilan tahun menjadi kepala sekolah, ada beberapa strategi yang perlu saya sampaikan melalui tulisan ini. Strategi ini sering saya singkat dengan strategi ONTIME (orientasi mutu, networking, teamwork, innovation, marketing, dan excellent service).
Strategi pertama, orientasi mutu. Sekolah unggul adalah sekolah yang berorientasi pada kualitas. Kualitas menurut Goetsch dan Davis adalah suatu kondisi dinamis yang berkaitan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Dengan definisi tersebut, sekolah dikatakan berkualitas jika produk, jasa, proses pembelajaran, dan lingkungannya memenuhi atau melebihi harapan stakeholder, khususnya orang tua sebagai “pelanggan”. Untuk mencapai ini maka sekolah perlu menyusun sistem penjaminan mutu. Sekolah perlu menyusun program dengan siklus pemetaan mutu, penyusunan rencana pemenuhan mutu, pelaksanaan, monitoring evaluasi, dan penyusunan strategi peningkatan mutu.
Strategi kedua, networking. Dalam mengelola sekolah unggul harus pula dibangun networking yang baik. Sekolah perlu membangun komunikasi positif dengan orang tua. Selain itu, memelihara jaringan dengan masyarakat juga tidak kalah penting. Dalam konteks sekolah Muhammadiyah, jaringan persyarikatan harus difungsikan dengan baik seperti PRM/PRA, PCM/PCA, PDM/PDA, dan seterusnya.
Baca Juga: Falsafah Pendidikan Muhammadiyah
Strategi ketiga, teamwork. Untuk mengembangkan sekolah menjadi sekolah unggulan perlu didukung kerja tim yang hebat. Untuk itu, peran leader atau kepala sekolah sangat menentukan. Kepala sekolah harus melibatkan guru dan karyawan dalam merumuskan tujuan bersama. Setelah itu, hendaknya dibangun komunikasi yang baik. Kepala sekolah juga harus fokus pada kelebihan masing-masing guru dan karyawan, serta menempatkannya pada posisi yang sesuai. Hal yang tidak kalah penting adalah perlunya aturan main dalam tim (standar operasional prosedur) dan juga pemberian penghargaan kepada tim yang sudah bekerja dengan baik.
Strategi keempat, innovation. Salah satu ciri khas sekolah unggul adalah selalu berinovasi. Inovasi dapat dimaknai sebagai pengetahuan baru, cara baru, objek baru, teknologi baru, atau penemuan baru. Sekolah harus banyak berinovasi dengan melakukan pembaharuan pada lima aspek di atas sehingga mampu memperkuat eksistensi sekolah sebagai sekolah unggulan.
Strategi kelima, marketing. Sekolah yang bagus juga harus melakukan marketing yang baik. Marketing merupakan proses mengomunikasikan produk atau jasa kepada pelanggan. Dalam strategi marketing sekolah, ada beberapa tahapan yang harus dilakukan. Setidaknya ada lima langkah penting dalam marketing sekolah, yaitu identifikasi pasar, segmentasi pasar dan positioning, diferensiasi produk, komunikasi pemasaran, dan pelayanan sekolah.
Strategi keenam, excellent service. Memberikan pelayanan yang optimal juga menjadi strategi lain untuk membangun sekolah yang unggul. Paradigma excellence service adalah makin lama makin baik (better), cepat (faster), murah (cheaper), sederhana (simple), dan baru (newer).
*Kepala SMP Muhammadiyah Al Mujahidin Gunungkidul, Wakil Sekretaris PP Forum Guru Muhammadiyah, Mahasiswa Program Doktor Manajemen Pendidikan UNY
1 Comment