Assalamu’alaikum warahmatllahi wa barakatuh
Kak ‘Aisy yang terhormat, kami semua menyadari bahwa ‘Aisyiyah adalah Gerakan dakwah Islam amar ma’ruf nahi munkar, dan kami menyadari bahwa agama Islam memang harus disebarkan dengan dakwah. Kegiatan pokok di Cabang kami adalah pengajian baik bersifat internal maupun pengajian yang bersifat umum. Kami menginginkan narasumber berimbang antara laki-laki dan perempuan, terlebih tatkala pada moment Peringatan Hari Besar Islam maupun pada Milad.
Untuk nara sumber laki-laki kami tidak merasa kesulitan, banyak mubaligh yang dapat dihubungi dan hampir tidak ada kendala untuk dihadirkan. Akan tetapi jika kita menginginkan nara sumber perempuan, kami sedikit menghadapi tantangan karena harus menurunan mubalighat dari Propinsi, itupun personalnya terbatas, dan persoalan teknispun juga sering menjadi kendala tersendiri untuk menghadirkannya.
Memang di tingkat kabupaten ada tetapi secara ideologis bukan tipe mubalighat yang visioner. Dalam pengajian pembinaan internal inipun kami juga masih kesulitan untuk mengajak ibu-ibu yang memiliki kemampuan wawasan keagamaan untuk ikut melakukan pembinaan kehidupan jamaah kami. Bagaimana untuk mengatasi persoalan mubalighat ini. Atas jawaban kak ‘Aisy kami sampaikan terima kasih.
Deliar

Wa’alaikumussalam warahmatullahi wa barakatuh
Ibu Deliar yang saya hormati, memang pengajian adalah ciri khas geraka ‘Aisyiyah, tanpa mengenyampingkan kegiatan yang lain. Menilik dari paparan ibu, sebenarnya di Cabang ibu sudah memiliki modal sumber daya manusianya yang memiliki dasar wawasan ilmu keagamaan, namun mereka belum ada keberanian untuk tampil atau bahkan mungkin belum diberi kesempatan untuk tampil. Ada beberapa strategi yang dapat ibu Deliar lakukan, diantaranya :
1. Dalam rapat Pimpinan 15 menit sebelum rapat ada pengajian Pimpinan yang diberikan oleh Pimpinan secara bergilir, tiada kecuali. Syukur bila point-poin penting yang diberikan ditulis, sehingga sebagai Handout, yang kalau terarsipkan secara tertib dapat memperluas materi pengajian berikutnya.
2. Adakan kursus mubalighat beberapa kali, dengan materi dan latihan atau praktek berimbang. Peserta yang mampu mengembangkan ketrampilannya berkomunikasi akan terjaring dan secara bergilir diberikan kesempatan untuk mengisi dalam pengajian jamaah di Cabang dengan sistem paruh waktu. Misalnya pengajian jam 16.00-18.00, maka dibagi dua sessi. Jam 16.00-16.45 oleh mubalighat yang dilatih, dan 16.45-18.00 oleh mubaligh/mubalighat tetap. Sistem ini harus tepat waktu. Apabila sistem diberlakukan maka sambil melatih mubalighat, juga menertibkan waktu dimulainya pengajian.
3. Seiring berjalannya waktu, dan sudah banyak yang praktek, maka sistem nara sumber pengajian jamaah di Cabang, diubah secara selang seling, bulan ganjil mubaligh/mubalighat yang biasa bertugas. Dan pada bulan genap mubalighatnya diisi dari alumni pelatihan yang sudah sering praktek.
4. Jika tertib dan berhasil, seiring waktu pula komposisi porsi pemateri diubah, dalam kesempatan satu tahun misalnya 10 kali pengajian rutin, 7 orang dari mubalighat alumni pengajian dan 3 mubalighat yang biasa bertugas. Dengan catatan : jika memungkinkan 7 mubalighat itu diberikan spesifikasi pembahasan (aqidah, ibadah, akhlaq, muamalah, fiqih, tafsir, syarah hadis). Apabila ini berhasil diterapkan berarti Pimpinan Cabang memiliki mubalighat yang variatif kemampuannya. Keuntungan lainnya adalah jamaah kita memiliki pengayaan atau wawasan ilmu yang luas.
5. Untuk periode berikutnya, in syaa Allah Pimpinan Cabang dapat menyelenggarakan pengajian dengan lancar tanpa kendala kekurangan mubalighat. Sasaran program berikutnya adalah penertiban sillabi pengajian. Pimpinan Cabang dapat menerapkan pembahasan pokoknya, misalnya jika membahas aqidah apa saja ranah cakupannya, tetapkan rambu-rambu dalil ayat dan hadisnya. Dalam hal ini Pimpinan Cabang dapat konsultasi dengan personal PCM yang ahli dalam bidangnya.
6. Tahapan berikutnya adalah Pimpinan Cabang dapat menetapkan bahwa yang mengisi pengajian agar membuat tulisan materi yang sesuai dengan silabinya, apabila diarsipkan akan menjadi karya buku “Kumpulan Bahan Pengajian”, tertulis silabi dan modul/makalahnya
Semoga tahapan ini dapat menjadi jalan keluar memenuhi kebutuhan mubalighat dan meningkatkan kualitas pengajian Cabang. Secara perlahan akan menepis pengelolaan pengajian semau pengisinya, tanpa punya target pencapaiannya. Mulailah dari Cabang ibu dan kerjakan sekarang juga. Selamat mempraktekkan.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
(Sh.Ks)
Sumber ilustrasi : https://techcrunch.com/2018/04/09/google-launches-an-improved-speech-to-text-service-for-developers/