
burn out (unsplash)
Oleh: Dede Dwi Kurniasih
Kalau hari ini Sobat Muda sedang merasa tidak punya motivasi untuk melakukan sesuatu, selalu rebahan, dan terus menghindari semua pekerjaan padahal Sobat Muda sedang bekerja atau belajar untuk ujian atau menggarap skripsi, bisa jadi kamu sedang berada dalam tahap merasa tidak bersemangat lagi untuk mengerjakan hal-hal produktif tersebut. Barangkali Sobat Muda menganggap diri sendiri sebagai orang yang malas, padahal mungkin saja Sobat Muda sedang mengalami fase burn out.
Burn out adalah kondisi di mana kita mengalami lelah secara fisik, emosi, dan mental yang disebabkan oleh stres yang berlebih dan ketidakmampuan dalam menghadapi stres tersebut. Sebuah survei mengatakan, dari 7.500 pekerja fulltime, sebanyak 23% mengaku sering merasa burn out dan 67% mengaku mereka pernah mengalami burn out setidaknya sekali dalam hidupnya.
Setidaknya ada lima indikasi terjadinya burn out yang perlu kita perhatikan. Apa saja itu? Pertama, Sobat Muda harus mengenali diri sendiri. Jika pada dasarnya kamu adalah orang yang memiliki motivasi tinggi melakukan hal produktif, kemudian merasa lelah dan malas melakukan sesuatu, bisa jadi sedang mengalami masa burn out. Hal ini karena sifat malas merupakan karakter yang tidak bisa muncul mendadak.
Kedua, Sobat Muda perlu memperhatikan betul hal yang paling membedakan antara malas dan burn out. Apakah Sobat Muda dulunya pernah benar-benar mencintai apapun yang sobat muda kerjakan kemudian sekarang merasa susah sekali dan malas menikmati hal-hal yang dulu dicintai? Di saat burn out, kita cenderung menarik diri dari hal-hal yang kita cintai itu, bahkan mungkin membencinya karena terlalu lelah dan terlalu banyak bekerja.
Ketiga, saat mengalami burn out, kita jadi mudah sekali marah, sangat sensitif, dan mengalami mood swing yang ekstrem. Emosi yang tidak stabil merupakan salah satu gejala burn out yang paling umum, terlebih jika sebelumnya kita adalah orang yang memiliki kontrol emosi yang baik.
Keempat, ketika mengalami burn out, kita berhenti mengurus diri sendiri. Gejala burn out yang cukup parah adalah saat kita mulai tidak mengurus diri sendiri dan menjauh dari orang-orang yang kita sayangi seperti teman-teman dan keluarga. Sobat Muda merasa malas makan, mandi, berolahraga, dan selalu begadang. Perasaan malas luar biasa membuat Sobat Muda mudah sekali merasa lelah.
Kelima, Sobat Muda mulai kehilangan arti dalam melakukan pekerjaan tersebut. Apakah Sobat Muda bekerja menggunakan mode auto pilot? Seolah rasanya semua sudah otomatis dan tidak mendalami betul pekerjaan yang dulunya merupakan passion. Nah, kalau mengalami burn out, biasanya emosi jadi mati rasa dan hidup terasa hampa.
Sobat Muda, perlu kita ketahui bahwa burn out dalam pekerjaan terjadi secara bertahap. Ada lima tahap yang akan kita alami yakni, tahap honeymoon di mana kita sedang bersemangat bekerja melakukan sesuatu yang baru; tahap pre-stres, di mana rasanya ada beberapa hari yang rasanya berat sekali untuk dijalani; tahap chronic stress, di mana Sobat Muda mulai moody dan rasanya sering sekali merasa tertekan; tahap burn out, di mana kita mulai merasa muak dengan apa yang kita kerjakan dan semakin sulit mengatasi stres; tahap habitual burn out, di mana tahap ini sudah menjadi salah satu tanda depresi dan burn out menjadi sebuah kebiasaan dalam hidup.
Jangan tunggu untuk mencapai tahap kelima. Beristirahatlah, urai semua permasalahan, dan perlahan atasi masalahmasalah itu. Berusahalah untuk mengembalikan dirimu ke dirimu yang sebenarnya. Namun, jika Sobat Muda sudah merasa ada pada tahap yang cukup parah, mungkin Sobat Muda bisa meminta bantuan profesional seperti psikolog.
*Peminat isu kesehatan mental