Berita

Tingkatkan Kapasitas Kepemimpinan, PDA Tuban Gelar Diklat Pimpinan Perempuan Berkemajuan

PDA Tuban

Tuban, Suara ‘Aisyiyah‘Aisyiyah merupakan bagian dari masyarakat sipil di Indonesia yang telah terlibat aktif serta kreatif dalam pendidikan, terutama kaum perempuan. Sejak berdirinya, organisasi perempuan ini berkomitmen untuk memberdayakan diri dan orang lain dalam kerangka nilai dan norma ajaran Islam.

Menyadari hal itu, Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah Kabupaten (PDA) Tuban mengadakan Diklat Pimpinan Perempuan Berkemajuan. Kegiatan ini diselenggarakan pada Ahad (29/1) bertempat di Gedung Dakwah ‘Aisyiyah Kabupaten Tuban. Diklat ini diikuti oleh Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah (PCA) se-Kabupaten Tuban. Tiap-tiap cabang mengirimkan 4 anggota.

Ketua PDA Tuban, Neffi Mudholifati dalam sambutannya mengatakan, tujuan diadakannya diklat ini adalah untuk memahami potensi-potensi perempuan agar mampu berkiprah secara profesional dalam kehidupan bermasyarakat. Ia menegaskan, perempuan harus memiliki kapasitas kepemimpinan yang baik dan cerdas agar mampu mengisi ruang perempuan, baik di level pemerintahan maupun organisasi.

“Saya berharap, materi atau ilmu yang diberikan Bu Candra dari Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah Jawa Timur dan pemateri lain, bisa diserap secara maksimal, sehingga ibu-ibu dapat mengaplikasikan pada dirinya, di ‘Aisyiyah Cabang dan Ranting serta masyarakat secara umum,” harapnya.

Baca Juga: Kepemimpinan Perempuan Berkemajuan

Salah satu pemateri dalam Diklat ini adalah Siti Dalilah Candarawati, yang merupakan Ketua Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) Jawa Timur periode 2015-2022. Saat memberi materi, ia memaparkan sepintas sejarah berdirinya ‘Aisyiyah. Candarawati menuturkan, berdirinya ‘Aisyiyah tidak bisa dipisahkan dari peran Kiai Ahmad Dahlan.

Zaman ketika itu, kata dia, tidak ada Kiai yang berani berkumpul dengan kaum perempuan. Di samping itu, masyarakat berpandangan bahwa perempuan tugasnya di dapur, sumur dan kasur.

Kiai Dahlan, lanjut Candra, mendobrak pandangan itu, kemudian mengajak kaum perempuan untuk mengikuti pengajian dalam satu wadah yang disebut Sopo Tresno. “Ngapain ibu-ibu berkumpul? Ngerumpi? Tidak, tetapi ‘Kejar’, yaitu kelompok belajar. Di sini, kaum perempuan oleh Kiai Ahmad Dahlan diajari membaca, menulis huruf latin ditambah huruf Arab. Kenapa? Karena al-Quran itu berbahasa Arab,” ungkapnya.

“Makanya kalau pemerintah membuat program Calistung, Kiai Ahmad Dahlan sudah lebih maju pada zaman itu, apa lagi saat ini,” imbuhnya.

Leih lanjut ia mengatakan, harus diakui bahwa Kiai Dahlan sangat aspiratif gender. Hal ini terbukti pada tahun 1914, beliau mengumpulkan kader-kader perempuan yang kemudian menjadi organisasi perempuan bernama ‘Aisyiyah.

Dalam kesempatan tersebut, Candarawati mengingatkan PDA Kabupaten Tuban terkait satu PR yang harus segera dikerjakan, yaitu Musyawarah Pimpinan Daerah (Musypimda) ‘Aisyiyah Tuban kedua untuk membahas aturan pencalonan dan tata cara memilih pemimpin dalam Musyda yang akan dilaksanakan pada bulan Maret 2023 yang akan datang. (Iwan Abdul Gani/sb)

Related posts
Berita

PDA Tuban Ikuti Rakerpim Jawa Timur

Tuban, Suara ‘Aisyiyah – Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA) Kabupaten Tuban mengikuti Rapat Kerja Pimpinan (Rakerpim) Tingkat Wilayah Jawa Timur yang berlangsung dari…
Berita

Terima Wakaf Rumah, PDA Tuban Akan Gunakan untuk Dakwah Rahmatan Lil ‘Alamin

Tuban, Suara ‘Aisyiyah – Keluarga Yulistiana dengan tulus dan ikhlas mewakafkan sebuah rumah yang berlokasi di Jl. Tonny Koeswoyo Nomor 3, Kelurahan…
Berita

Perwakilan PDA Tuban Ikuti Seminar Nasional Lembaga Pendidikan Aisyiyah dan Pengukuhan IGASI

Bojonegoro, Suara ‘Aisyiyah – Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan dan penguatan jaringan pendidikan di Amal Usaha ‘Aisyiyah, Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA) Tuban…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *