Surabaya, Suara ‘Aisyiyah – Berbagai cara dilakukan untuk meningkatkan minat baca dan literasi siswa, salah satunya melalui proses pembelajaran praktik kerja agar siswa dapat memahami pembelajaran dengan lebih baik.
Hal inilah yang diusung kemitraan Muhammadiyah dengan program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI) melaksanakan kunjungan pemantauan terhadap hasil program penguatan kualitas pendidikan dan peningkatan hasil belajar, siswa khususnya pada bidang literasi dan numerasi kelas awal di SD Muhammadiyah 22 Surabaya, Selasa (25/1).
Deputy Director Technical Inovasi Jakarta, Joanne Dowling memaparkan program INOVASI merupakan kemitraan antara pemerintah Australia dan Indonesia. INOVASI meliputi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), Kementerian Agama (Kemenag), dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional atau Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Beppenas), serta mitra-mitra di tingkat daerah di Provinsi Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Utara, dan Jawa Timur.
“Program ini berupaya mengidentifikasi dan mendukung perubahan dalam hal praktik pembelajaran, sistem, dan kebijakan pendidikan secara nyata mampu mempercepat peningkatan hasil belajar siswa,” papar Joanne.
Lanjut Joanne, INOVASI dikelola oleh Palladium atas nama Pemerintah Australia melalui Australian Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) yang secara resmi dimulai pada 18 Januari 2016.
Baca Juga: Majelis Dikdasmen PWM Jawa Timur Gelar Joint Monitoring INOVASI
Di tempat yang sama, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti sangat mengapresiasi kerja sama INOVASI dengan Muhammadiyah sejak awal tahun kedua, program telah berjalan dengan baik.
“Mudah-mudahan dengan kerja sama tersebut merupakan salah satu cara kita untuk meningkatkan kemampuan membaca, menulis, berpikir kritis, dan logis diekspresikan dalam bentuk tulisan dan pemikiran dalam upaya membangun gerakan literasi berlanjut di masa mendatang,” harap Abdul Mu’ti.
Hal senada juga disampaikan Kepala SD Muhammadiyah 22 Surabaya, Listianah. Ia menjabarkan, sebelum adanya pembelajaran kerja sama dengan pemerintah Australia, sekolah hanya menitikberatkan pada materi klasikal, namun saat ini dengan pembelajaran berfokus pada praktik, siswa justru lebih aktif dan kreatif lantaran pembelajaran menyenangkan sesuai dengan minat siswa.
“Anak-anak menjadi lebih berinovasi sesuai bakat dan minatnya masing-masing, jadi bisa mengekspresikan apa yang ada dalam benaknya, sesuai dengan pelajaran yang ada,” terang Listianah.
Melalui kemitraan Muhammadiyah dengan program INOVASI, cara-cara baru untuk meningkatkan hasil belajar literasi dan numerasi kelas awal dilaksanakan di 40 SD/MI yang tersebar di 6 kabupaten dan kota, yakni Sidoarjo, Malang, Gresik, Lamongan, Surabaya, dan Ponorogo. (Yuda)