Kalam

Tips Mengkhatamkan Al-Quran selama Ramadan

Ilustrasi Ramadan

Ramadan adalah bulan al-Quran (syahrul Quran). Di bulan yang mulia ini, al-Quran diturunkan sebagai petunjuk bagi umat manusia. Secara lebih terperinci, al-Quran turun pada malam yang mulia (Q.S. al-Qadar: 1) dan penuh berkah (Q.S. ad-Dukhan: 3).

Membaca al-Quran punya banyak keutamaan, apalagi pada bulan Ramadan. Dalam hadits yang diriwayatkan ibn Mas’ud disebutkan, Rasulullah saw. bersabda:

منْ قرأَ حرْفاً مِنْ كتاب اللَّهِ فلَهُ حسنَةٌ ، والحسنَةُ بِعشرِ أَمثَالِهَا لا أَقول : الم حَرفٌ ، وَلكِن : أَلِفٌ حرْفٌ، ولامٌ حرْفٌ ، ومِيَمٌ حرْفٌ

Artinya, “Siapa yang membaca satu huruf dari al-Quran, maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut. Satu kebaikan dilipatgandakan menjadi 10 kebaikan semisalnya. Dan aku tidak mengatakan ‘Alif Lam Mim’ satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf” (HR. Tirmidzi).

Umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak amalan kebaikan pada bulan Ramadan, sekaligus menghindari segala amalan buruk. Salah satu amal kebaikan yang menjadi tradisi selama Ramadan adalah mengkhatamkan al-Quran.

Baca Juga: Sejarah Puasa Ramadan

Berikut tips mengkhatamkan al-Quran selama Ramadan:

Pertama, tetapkan niat yang kuat untuk mengkhatamkan al-Quran. Niat itu adalah untuk mengharap ridha dan petunjuk Allah.

Kedua, tentukan target, misalnya sekali, dua kali, dst. Dalam menentukan target, yang patut menjadi bahan pertimbangan adalah kesibukan dan kemampuan.

Ketiga, konsisten. Dari target yang dibuat, tentukan waktu untuk membaca al-Quran dan berapa halaman/lembar yang dibaca, misal rutin 2 (dua) halaman sesudah salat fardu, sebelum tidur, dsb. Konsistensi merupakan kunci agar target yang ditentukan tercapai.

Keempat, baca dengan tartil. Rasulullah saw. melarang para sahabat mengkhatamkan al-Quran terlalu cepat. Sebab yang demikian itu akan membuat seseorang terburu-buru ketika membaca. Usahakan membaca al-Quran dengan tartil.

Mengkhatamkan al-Quran merupakan tradisi yang baik selama Ramadan. Alangkah lebih baiknya jika tradisi itu disempurnakan dengan disertai membaca terjemah dan/atau tafsir dari ayat yang dibaca.

Tujuannya dari membaca terjemah dan/atau tafsir itu tidak lain adalah untuk meningkatkan pemahaman tentang kandungan ayat al-Quran. Dengan begitu, al-Quran benar-benar dapat berfungsi sebagai petunjuk kepada jalan yang lurus dan terang. (sb)

Related posts
Sejarah

Sejarah Puasa Ramadan

Sebelum era kenabian Muhammad saw., umat manusia sudah terbiasa menjalankan puasa. Kaum Yahudi dan Nasrani rutin berpuasa pada 10 Muharram (puasa ‘Asyura)….
Berita

Muhammadiyah Tetapkan 1 Ramadan 1444 H Jatuh pada 23 Maret 2023 M

Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – PP Muhammadiyah melakukan Konferensi Pers Maklumat Penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1444 Hijriah. Konferensi Pers berlangsung…
Pendidikan

Tips Mendidik Anak Menjadi Penghafal Al-Quran Sejak Dini

Oleh: Khoirul Fahmi Anak adalah karunia yang besar sekaligus ujian bagi orang tua. Anak menjadi karunia karena merupakan sumber kebahagiaan dan cinta…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *