Kesehatan

Tips Puasa Ramadhan bagi Penderita Diabetes

diabetes

Oleh: Anjar Nurrohmah*

Puasa Ramadhan merupakan ibadah yang wajib dilakukan bagi orang-orang beriman. Bila tidak ada hambatan dari sisi fisik, tentunya setiap muslim yang taat pasti berupaya melaksanakan ibadah puasa dengan sempurna. Mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam dan diketahui bahwa penderita diabetes mellitus di Indonesia cukup tinggi.

Penyakit Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit yang diakibatkan peningkatan kadar gula darah di dalam tubuh yang disebabkan kekurangan insulin, sehingga tubuh mengalami gangguan metabolisme. Diabetes dikelompokkan menjadi 4 tipe, yakni diabetes tipe 1, diabetes tipe 2, diabetes kehamilan, dan diabetes spesifik yang disebabkan karena penyakit lainnya.

Secara umum, kategori diabetes yang banyak diderita oleh penduduk dunia pada usia dewasa 90-95% adalah diabetes dengan tipe 2.  Diabetes mellitus tipe 2 merupakan salah satu kondisi yang paling terpengaruh dengan adanya puasa. Kondisi puasa dapat menyebabkan adanya perubahan metabolisme tubuh, disebabkan terjadinya perubahan jumlah karbohidrat atau lemak yang dikonsumsi.

Berpuasa bisa menjadi faktor risiko terjadinya komplikasi bagi penderita diabetes bila tidak dilakukan dengan cara yang tepat. Komplikasi tersebut berupa penurunan kadar gula darah (hipoglikemi) contoh, bila tidak sahur serta waktu puasa yang lama, peningkatan kadar gula darah, contohnya pada kondisi berbuka dengan porsi lebih atau mengurangi dosis obat insulin yang telah disarankan.

Peningkatan produksi asam keton yang berlebih dalam tubuh (ketoasidosis diabetikum), misalkan pada kondisi stres akut atau terkena penyakit infeksi lainnya serta komplikasi berupa dehidrasi yang disebabkan karena cuaca yang panas serta aktivitas yang padat saat berpuasa.

Baca Juga: Tuntunan Ibadah Ramadhan: Hukum Berpuasa Bagi Pekerja Berat dan Tenaga Kesehatan

Agar penderita diabetes dapat melaksanakan ibadah puasa dengan baik, maka upaya yang dapat dilakukan adalah:

Pertama, melakukan pemeriksaan kesehatan. Sebaiknya penderita diabetes melakukan konsultasi terlebih dahulu ke dokter untuk mendapatkan informasi mengenai kondisi tubuh dan kesehatan dari penderita diabetes, serta memberikan saran untuk dapat berpuasa dengan baik.

Kondisi seperti tidak stabilnya kadar gula darah secara berkepanjangan, riwayat hipoglikemi dan hiperglikemi yang tidak disadari merupakan kondisi yang sebaiknya tidak berpuasa terlebih dahulu. Pengobatan yang sesuai dengan kondisi sakitnya tentu juga merupakan hal yang utama

Kedua, mengetahui kapan saatnya membatalkan puasa. Saat berpuasa, sebaiknya penderita DM meminta edukasi tentang diabetes serta komplikasi yang mungkin bisa terjadi pada dirinya sehingga penderita tahu kapan sebaiknya ia berbuka.

Gejala hipoglikemi (kurangnya kadar gula dalam darah) harus diketahui dengan baik seperti berkeringat, kedinginan, gemetar, jantung berdebar pusing, nyeri kepala bahkan penurunan kesadaran. Sedangkan pada kondisi hiperglikemi (peningkatan kadar gula darah secara berlebihan) maka muncul rasa haus yang ekstrim, lapar, sering buang air kecil, kebingungan, merasa lelah, adanya mual atau muntah dan juga nyeri pada bagian perut.

Ketiga, melakukan pemeriksaan gula darah secara teratur. Pemeriksaan ini bertujuan menurunkan komplikasi dari diabetes dan mengetahui secara dini apabila dijumpai hipoglikemia. Pemeriksaan gula darah sebaiknya dilakukan sebelum sahur, dua jam setelah sahur, sebelum berbuka puasa serta 2 jam setelah berbuka puasa.

Pengecekan gula darah dapat dilakukan sendiri di rumah dengan menggunakan alat glucometer. Bila kadar gula darah <70 ml/dl atau >300 ml/dl, maka segeralah batalkan puasa.

Keempat, pengaturan diet dan nutrisi. Pengaturan nutrisi selama puasa diperlukan agar puasa dapat dilaksanakan dengan aman dan nyaman. Hal yang perlu diperhatikan terkait nutrisi ini adalah sebaiknya perbanyak konsumsi makanan dengan karbohidrat kompleks dan berserat tinggi seperti sayur dan buah-buahan. Minum air putih yang cukup selama waktu berbuka hingga sahur, hindari buah-buahan dengan kadar gula tinggi seperti pisang, nanas, semangka, kiwi dan juga pepaya.

Makanan dan minuman manis saat sahur peerlu dihindari karena dapat menyebabkan cepat haus dan meningkatkan risiko hiperglikemi. Apabila dijumpai gejala hipoglikemi sebaiknya segera berbuka dengan 1 gelas  jus buah/2 sendok madu/2-3 sendok gula yang dilarutkan dalam air untuk meningkatkan kadar gula darah segera, serta konsumsilah satu iris roti atau satu potong buah 10-15 menit setelahnya.

Kelima, aktivitas fisik ringan. Penderita diabetes dapat memilih olahraga dan aktifitas fisik ringan yang tidak terlalu banyak mengeluarkan keringat seperti jalan kaki. Aktifitas fisik ringan diperlukan untuk mencegah terjadinya dehidarasi dan juga masalah hipoglikemi. Jalan kaki dapat dilakukan menjelang waktu buka puasa yaitu sekitar 30 menit.

Berpuasa memang diwajibkan bagi umat Islam, tetapi bagi penderita diabetes diperlukan berbagai pertimbangan sebelum melaksanakan ibadah puasa. Hendaknya pemeriksaan kesehatan dan persiapan dilakukan sekitar 1-2 bulan sebelum melaksnakan ibadah puasa. Manajemen diri yang baik serta pengetahuan mengenai kondisi pribadi saat berpuasa akan mempengaruhi keberhasilan sesorang dalam melaksanakan puasa di bulan Ramadhan.

* Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Surakarta

Related posts
Kesehatan

Hidup Sehat dan Bahagia Bersama Diabetes

Oleh: M. Bambang Edi S* Menurut Badan Kesehatan Sedunia (WHO), diabetes atau kencing manis dikenal sebagai penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan…
Gaya Hidup

Olahraga yang Cocok Saat Puasa

Oleh: Dika Rizki Imania* Bulan Ramadhan adalah bulan yang paling dinanti oleh umat muslim, bulan yang penuh berkah dan rahmah. Semua umat…
Kesehatan

Tips Berpuasa bagi Ibu Menyusui

Oleh: Nurul Kurniati* Bagi ibu menyusui, berpuasa merupakan sebuah tantangan untuk dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bagi bayinya dan peluang untuk dapat menjalankan…

2 Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *