
Detikcom
Perayaan Iduladha melekat dengan pemotongan hewan kurban untuk kemudian dibagikan kepada warga. Hasilnya beragam menu olahan daging kambing maupun sapi akan memenuhi meja makan hampir semua keluarga muslim khususnya di Indonesia.
Sayangnya tidak semua keluarga memahami cara mengolah daging agar tidak menjadi penyebab meningkatnya kolesterol
darah dan asam urat bagi yang mengkonsumsi. Berikut ini tips sehat mengolah daging agar bisa meminimalisir efek samping pada kesehatan agar tetap thayyib untuk dikonsumsi.
Pertama, pilih bagian daging yang minim lemak. Sebelum dimasak, pilih bagian daging yang minim lemak. Jika masih ada lemak yang menempel pada daging, sebaiknya dibuang sebelum diolah.
Kedua, rebus 2-3 kali. Sebelum diolah lebih lanjut, rebus daging untuk menghilangkan bau dan mengeluarkan lemak. Caranya, rebus daging dengan air suhu ruang hingga mendidih, kemudian matikan api. Buang air rebusan, dan ulangi hingga 2-3 kali. Setelah itu, daging baru siap untuk dibumbui.
Baca Juga: Berbagi Daging Kurban: “Bagaimana Tuntunan Islam?”
Ketiga, buang semua lapisan lemak. Lapisan lemak yang muncul pada air rebusan daging sebaiknya dibuang. Caranya dengan mendinginkan daging yang telah direbus atau dibumbui, buang lapisan lemak yang terbentuk pada kaldu. Cara lain untuk mendapatkan lapisan lemak pada air rebusan daging adalah dengan mendinginkannya kemudian masukkan es batu. Diamkan sebentar. Maka akan
terbentuk lapisan lemak putih yang mengambang pada permukaan air. Buang lapisan lemak tersebut.
Keempat, cara masak minim santan dan digoreng. Cara memasak daging yang salah juga bisa menyebabkan naiknya kadar lemak. Cara terbaik adalah dengan dibakar, dikukus atau dibuat sop (clear soup) tanpa santan. Jika terpaksa harus digoreng, sebaiknya menggunakan minyak yang tidak jenuh, seperti minyak zaitun (olive oil) atau minyak kanola (canola oil). Penambahan santan untuk olahan daging sebaiknya dihindari.
Demikian beberapa tips mengolah daging kurban agar tetap aman dan rendah lemak (disarikan dari beberapa sumber). Namun demikian, bagi keluarga yang masih mempunyai anggota keluarga anak kecil, remaja, maupun ibu hamil, maka cara pengolahan disesuaikan dengan kebutuhan gizi yang diperlukan. (Twediana Budi)


1 Comment