Surabaya, Suara ‘Aisyiyah – Guna menumbuhkan empati kepada anak-anak yatim, dhuafa, jalanan, dan telantar, Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMS) mengadakan kunjungan ke Rumah Pintar Matahari (RPM) Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Krembangan Surabaya, tepatnya di Shelter Makam Karang Tembok Surabaya, Sabtu (12/06).
Dimulai saling mengenal antara kakak-kakak mahasiswi UMS dan adik-adik binaan RPM, dilanjutkan permainan bersama yang menghibur, menjadikan suasana terlihat semakin akrab dan kompak.
Perwakilan Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surabaya Adelin Aprilia Sari mengungkapkan, dirinya bersama teman-teman mahasiswa bekerja sama dengan RPM, berencana membuat Rumah Ceria (Cerdas, Riang, dan Amanah) sebagai tempat atau posko konseling untuk tempat curhat atau keluhan masalah yang dialami oleh anak-anak binaan RPM.
Baca Juga: Peran Strategis ‘Aisyiyah di Masyarakat
“Hari ini kami masih ingin berkenalan dulu dengan anak-anak binaan RPM. Kalau perlu tidak hanya anak-anak saja, namun juga orang tua atau keluarga dari anak-anak dhuafa, jalanan, dan telantar. Apa yang menjadi kendala mereka sehingga kita bisa membantu memberi masukan atas masalah yang mereka hadapi. Agar tidak membosankan, kedepannya kami juga akan mengadakan lomba-lomba dengan hadiah-hadiah kecil supaya anak-anak lebih nyaman bilamana bertatap muka dengan kami, sehingga dengan kedekatan tersebut, diharapkan anak-anak bisa mengeluarkan unek-unek, atau keluhan yang dihadapi selama ini,” ucap Adelin.
Sementara itu, Kepala RPM Luki Darmawan sangat mengapresiasi kegiatan yang diinisiasi oleh Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surabaya. Anak-anak binaan RPM memang sangat membutuhkan pendampingan terutama untuk permasalahan yang mereka hadapi.
“Selama pandemi Covid-19 ini, semakin banyak permasalahan yang dihadapi anak-anak binaan kami, dari faktor pendidikan maupun ekonomi. Dengan kegiatan yang diselenggarakan Mahasiswa Fakultas Psikologi UMS, mudah-mudahan bisa meringankan beban pikiran mereka, dengan adanya program konseling bagi anak-anak”, harap Luki. (Yuda)