
Tuntunan Ibadah Ramadhan Muhammadiyah-‘Aisyiyah
Pembaca Suara ‘Aisyiyah, puasa di bulan Ramadhan merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh setiap orang yang beriman. Dalam QS. al-Baqarah [2]: 183, dijelaskan bahwa tujuan disyariatkannya (maqashid asy-syariah) puasa adalah agar orang yang berpuasa meraih derajat ketakwaan.
Bulan Ramadhan adalah momentum bagi umat Islam untuk bermuhasabah dan menempa diri agar menjadi pribadi yang lebih baik. Oleh karena itu, Nabi Muhammad saw. mengajarkan kepada kita untuk menjauhi beberapa hal yang dapat mengurangi kualitas puasa kita. Berikut hal-hal yang semestinya dijauhi ketika puasa:
Pertama, berkata atau melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, seperti berbohong, memfitnah, menipu, berkata kotor, mencaci maki, membuat gaduh, mengganggu orang lain, berkelahi, dan segala perbuatan yang tercela menurut ajaran Islam. Nabi Muhammad saw. bersabda,
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم من لم يدع قول الزور والعمل به فليس لله حاجة في أن يدع طعامه وشرابه (رواه الخمسة)
Artinya, “dari Abu Hurairah r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Rasulullah saw. telah bersabda: barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan bohong dan suka mengerjakannya, maka Allah tidak memandang perlu orang itu meninggalkan makan dan minumnya” (HR. al-Khamsah).
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا كان يوم صوم أحدكم فلا يرفث يومئذ ولا يسخب فإن شاتمه أحد أو قاتله فليقل إني امرؤ صائم (رواه البخاري و مسلم)
Artinya, “dari Abu Hurairah r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: bersabda Rasulullah saw.: jika seseorang di antara kamu berpuasa, maka janganlah berkata kotor pada hari itu, dan janganlah berbuat gaduh. Jika dimarahi oleh seseorang atau dimusuhinya, hendaklah ia berkata: saya sedang berpuasa” (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Kedua, berkumur atau istinsyaq secara berlebihan. Dasarnya adalah hadits Nabi saw.:
عن لقيط بن صبرة قال قلت يا رسول الله: أخبرني عن الوضوء قال أسبغ الوضوء وخلل بين الأصابع وبالغ في الإستنشاق إلا أن تكون صائم (رواه الخمسة)
Artinya, “dari Laqith bin Saburah r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: saya berkata: ya Rasulullah, terangkanlah kepadaku tentang wudhu. Rasulullah saw. bersabda: ratakanlah air wudhu dan sela-selailah jari-jarimu, dan keraskanlah dalam menghirup air dalam hidung, kecuali jika engkau sedang berpuasa” (HR. al-Khamsah)
Ketiga, mencium istri di siang hari, jika tidak mampu menahan syahwat. Sebagaimana hadits Nabi saw.,
عن عائشة قالت كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يقبل وهو صائم ويباشر وهو صائم ولكنه كان أملككم لإربه (رواه الجماعة والنسائى)
Artinya, “dari Aisyah r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: pernah Rasulullah saw. mencium dan merangkul saya dalam keadaan berpuasa. Tetapi beliau adalah orang yang paling mampu menahan nafsunya” (HR. al-Jamaah dan an-Nasa’i).
Sumber: Tuntunan Ibadah pada Bulan Ramadhan PP Muhammadiyah
Baca Juga
Tuntunan Ibadah Ramadhan: Benarkah Setan Dibelenggu pada Bulan Ramadhan?