Bantul, Suara ‘Aisyiyah – Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali mencatatkan prestasi luar biasa dengan mempertahankan posisi sebagai Perguruan Tinggi Swasta (PTS) terbaik di Indonesia dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-37. Sebelumnya, UAD juga berhasil mencapai posisi yang sama pada PIMNAS ke-36.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Gatot Sugiharto mengungkapkan bahwa perjalanan UAD dalam PIMNAS 2024 penuh tantangan. Ia menjelaskan bahwa dari 140 judul yang diajukan, hanya 40 judul yang berhasil lolos ke tahap berikutnya. Selain itu, UAD menjadi Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dengan pendanaan terbanyak dalam kompetisi tersebut.
Dari 40 tim yang lolos, hanya 2 tim UAD yang berhak maju ke PIMNAS di Universitas Airlangga, Surabaya. Gatot menekankan bahwa meskipun jumlah tim yang lolos sedikit, kualitas kedua tim tersebut sangat baik. “Secara kualitas, 2 tim yang mewakili UAD di PIMNAS 37 ini sangat luar biasa,” katanya pada Jumpa Pers di Kampus IV UAD, Senin (21/10).
Kedua tim yang tampil di PIMNAS tahun ini meraih penghargaan. Tim Nalaria berhasil membawa pulang medali emas, sedangkan Tim Bandotan mendapatkan penghargaan sebagai Tim Favorit.
Prestasi ini mengantarkan UAD menjadi PTS terbaik di PIMNAS ke-37. “Kami berada di kelas paling sulit dalam PIMNAS tahun ini, namun tetap berhasil mendapatkan emas,” ujar Gatot
Rektor UAD, Muchlas, turut mengapresiasi pencapaian ini dengan penuh kebanggaan. Ia menyatakan bahwa prestasi ini merupakan hasil dari proses yang panjang dan penuh persiapan matang.
“Ini bukan sesuatu yang diraih secara kebetulan. Kami telah melalui banyak tahap, mulai dari bimbingan umum hingga bimbingan khusus,” ungkapnya.
Baca Juga: Krisis Literasi dan Numerasi di Indonesia, Kenapa Kita Harus Peduli?
Muchlas juga menyoroti pentingnya peran dosen pembimbing yang tidak hanya mendukung pembelajaran, tetapi juga membangun rasa percaya diri mahasiswa agar tidak merasa insecure.
“UAD menempati peringkat 11 secara keseluruhan, baik Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun PTS, tetapi kami berada di posisi pertama untuk kategori PTS,” tambahnya. Ia pun berterima kasih kepada seluruh tim dan dekan yang telah mendukung, serta berharap prestasi ini bisa terus berlanjut dan lebih baik.
Tim Nalaria, yang terdiri dari Aida Calista Uparengga sebagai Ketua, bersama anggota Nanda Puspita Sari, Baiq Najwa Raissa Fitri, dan Qorni Syihab al Faritzi, menciptakan sebuah gameboard mitigasi bencana yang dengan judul “Navigasi Belajar Siaga Bencana (Nalaria): Edutainment Bencana Alam untuk Anak Sekolah Dasar”. Untuk menambah daya tarik, mereka juga menciptakan lagu Nalaria sebagai bagian dari edukasi bencana.
Sementara itu, Tim Bandotan yang diketuai oleh Intan Faya Nurazizah, dengan anggota Jelia Enggal Listina, Apriyanti, Lubna Basalamah, dan Dita Rohmantin, mengangkat penelitian tentang potensi tanaman Bandotan (Ageratum conyzoides L.) sebagai penangkal efek pestisida paraquat.
Penelitian ini dilakukan karena banyaknya kasus keracunan akibat paparan pestisida tersebut. Tim ini menemukan bahwa ekstrak tanaman Bandotan dapat berfungsi sebagai antioksidan dan anti-inflamasi, yang efektif mencegah efek berbahaya dari paraquat. (sa)