Berita

Undang Angelina Sondakh, Masjid Gunungsari Indah Surabaya Adakan Kajian Inspiratif bersama Angelina Sondakh

Surabaya, Suara ‘Aisyiyah – Di tengah kesibukan ibu ibu rumah tangga dengan urusan rutinitas memasak dan sebagainya, tidak menghalangi untuk tetap semangat menghadiri pengajian, disamping untuk mempererat silaturahmi juga untuk menambah wawasan ilmu sekaligus penguatan iman. Demikian disampaikan Wien Abdullah selaku Ketua Pengajian Wanita Masjid Gunungsari Indah Surabaya pada saat mengikuti Pengajian Inspiratif pada hari Senin pagi (9/12).

Pengajian ini diharapkan dapat memberikan Inspirasi dan Motivasi kepada jama’ah, sehingga tumbuh kesadaran yang optimal dalam beribadah. Dan pada kajian kali ini begitu spesial menginspirasi karena Angelina Sondakh. Jumlah jamaah yang hadir 650 orang hingga memenuhi di lantai 2 masjid. Materi yang disampaikan antara lain, Hijrah, Habis Gelap Terbitlah Terang. Kami mengundang beliau untuk menimba ilmunya serta pengalamannya.

Febri Astutik selaku Ketua Pimpinan Ranting Aisyiyah Gunungsari Indah Cabang Karangpilang Kota Surabaya yang juga turut hadir menambahkan, kehadiran jamaah yang memenuhi ruangan masjid untuk mengikuti Kajian Inspiratif ini menunjukkan adanya respon positif dan akan terus ditindaklanjuti untuk memberikan motivasi pada para jama’ah untuk terus berdakwah dan istiqamah atas hidayah-Nya. Ia melanjutkan, “Peran ibu ibu begitu penting dalam penguatan aqidah Islam, dengan keteladanan penuh keikhlasan menambah sempurna dalam usaha dakwah Islam.”

Baca Juga: Asy-Syifa binti Abdillah: Pengawas Pasar Perempuan

Angelina Sondakh menguraikan, “Tidak ada yang bisa membuat kita bahagia kecuali dengan Allah, maka marilah kita selalu belajar untuk memperbaiki diri dengan mempelajari Alquran agar hidayahNya menguatkan kehidupan kita, dan ketika ada ujian kita tetap berusaha Istiqomah dengan hidayahNya, memang ada kesedihan, ada air mata dan pujian, maka kita tetap berusaha menguatkan hidayah-Nya. Ujian demi ujian sesungguhnya untuk meningkatkan derajat kemuliaan, bersabarlah, berdzikir dan berdoa serta berikhtiar dalam meniti kehidupan.”

Ia melanjutkan, “Saya bertekad menjadi muallaf sehingga saya bertobat pada-Nya serta terus belajar, dan syukur Alhamdulillah ada kebahagiaan dalam hidup ini dan itulah nikmat dan karunia-Nya.” (-lsz)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *