Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta merayakan momen bersejarah dengan penerimaan Surat Keputusan (SK) Guru Besar Prof. Mufdlilah. Ia merupakan profesor perempuan pertama di Indonesia bidang Ilmu Kebidanan. SK diserahkan langsung oleh Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah V, Aris Junaidi.
Acara ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Badan Pembina Harian dan jajaran struktural universitas. Kegiatan ini digelar di ruang sidang Gedung Siti Moendjiyah Unisa Yogyakarta, Jumat (6/10).
Mufdlilah merasa sangat bersyukur atas pencapaian guru besar ini. “Pencapaian prestasi ini, sangat membanggakan bagi saya dan Unisa tentunya, dalam rangka mendukung penjaminan mutu institusi dengan harapan nantinya akan banyak yang mendapatkan kesempatan memperoleh jabatan fungsional GB semoga akan lebih banyak memberikan kebermaknaan untuk Unisa,” ungkapnya.
Dalam sambutanya, Rektor Unisa Yogyakarta, Warsiti mengucapkan selamat kepada Mufdlilah atas prestasi gemilangnya. “Kami atas nama seluruh pimpinan mengucapkan selamat kepada Profesor Mufdlilah yang pada hari ini telah menuai hasil yang diperjuangkan dan didukung oleh civitas akademika. Semoga hari ini menjadi semangat dan motivasi untuk terus bisa menguatkan kapasitas dan kualitas diri,” ungkapnya.
Lebih lanjut Warsiti menyampaikan, jabatan Guru Besar adalah jabatan puncak akademik. Harapannya, melalui capaian ini Unisa Yogyakarta terus berkembang menjadi universitas yang unggul. “Semoga pencapaian ini menjadi virus positif untuk civitas agar kita semua semangat untuk meraih Guru Besar,” harapnya.
Sementara itu, Ketua BPH Unisa Yogyakarta, Noordjannah Djohantini menyampaikan bahwa dengan diserahkannya SK ini, semoga Unisa semakin unggul dan berkemajuan. Prestasi Mufdlilah sebagai Guru Besar kebidanan pertama di Indonesia ini perlu diapresiasi karena kebidanan menjadi cikal bakal berdirinya Unisa.
Kebidanan sangat lekat dengan perempuan dan Unisa dikelola oleh organisasi perempuan. “Kami atas nama BPH merasa bangga atas capaian guru besar,” kata Noordjannah.
Baca Juga: Rekam Jejak Transformasi Sekolah Bidan ‘Aisyiyah Menjadi Unisa
Guru besar di lingkungan Unisa mempunyai tanggung jawab dalam pendidikan dan juga ada misi lain yang diharapkan untuk Persyarikatan Muhammadiyah. Kehadiran Guru Besar memberikan pengaruh yang signifikan dan positif. Harapannya akan makin berkhidmat dan memberikan teladan untuk semua.
Kepala LLDikti Wilayah V, Aris Junaidi memberikan apresiasi terhadap prestasi Mufdlilah. Dedikasi dan komitmen di dunia pendidikan kebidanan adalah inspirasi bagi bidang ilmu kebidanan. Mufdlilah telah menunjukkan bahwa dengan tekun melakukan tridarma perguruan tinggi, ia bisa mencapai puncak akademik Guru Besar. Ini adalah contoh nyata bahwa perjalanan dari pendidikan vokasi hingga mencapai Guru Besar adalah sesuatu yang mungkin untuk diupayakan.
Lebih lanjut, Aris menyampaikan bahwa profesor bidang Kebidanan memiliki peran signifikan di era disrupsi untuk dunia kesehatan. “Mendapat amanah ini wajib disyukuri dan dioptimalkan untuk kemajuan pengembangan kampus, akademik, dan bermanfaat untuk masyarakat,” pesannya.
Penyerahan SK Guru Besar Bidang Ilmu Kebidanan kepada Profesor Mufdlilah menjadi sejarah baru dalam dunia kebidanan di Indonesia dan membawa harapan besar untuk perkembangan ilmu kebidanan dan pendidikan tinggi di tanah air. Dengan dedikasi dan komitmen yang tinggi, Mufdlilah telah membuktikan bahwa prestasi luar biasa dapat diraih dengan kerja keras dan tekad yang kuat. (sinta)-sb