
Webinar Pustakawan Unmuh Aceh
Banda Aceh, Suara ‘Aisyiyah – Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Aceh (Unmuha) mengadakan Webinar Branding Pustakawan di Era Pandemi Covid-19 yang diikuti lebih dari 250 peserta, baik dari pustakawan maupun kalangan akademisi yang dilaksanakan secara virtual melalui platform zoom meeting. Kegiatan yang diselenggarakan pada Kamis (15/07) itu dibuka langsung oleh Rektor Unmuha Aslam Nur yang didampingi oleh Wakil Rektor II Almanar.
Rektor Unmuha Aslam Nur menyampaikan bahwa terpilihnya Unmuha sebagai Universitas Swasta terbaik di Aceh pada tahun 2020 adalah berkat kerja keras dan kerja cerdas segenap civitas akademika Unmuha, termasuk pihak perpustakaan. “Keberhasilan ini tidak terlepas dari peranan perpustakaan Unmuha, yang mana Perpustakaan Unmuha saat ini sudah terakreditasi B oleh Perpusnas dan peran pustaka bagi Universitas adalah penopang untuk pencapaian keberhasilan itu,” ujar Aslam Nur.
Aslam Nur berharap agar para pustakawan Unmuha dapat meningkatkan keterampilan dan mengikuti perkembangan digital agar akses mahasiswa terhadap ilmu menjadi lebih mudah. Hingga kini, Unmuha terus berupaya mengembangkan perpustakaan digital.
Kegiatan Webinar ini mendatangkan pemateri, yaitu Arda Putri Winata selaku Pustakawan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang menyampaikan materi bertema “Personal Branding pustakawan Saat Pandemi, Perlukah?” dan Nazaruddin Musa selaku Ketua Ikatan Pustakawan Aceh yang mengangkat tema “Branding Pustakawan: Urgensi dan Strategi”.
Baca Juga: Literasi Digital Tingkatkan Keberdayaan Ekonomi Perempuan
Dalam kesempatan tersebut, Ketua Panitia Lia Fitria mengatakan, “seorang pustakawan memerlukan personal branding untuk mempersepsikan tentang dirinya kepada pemustaka karena dengan citra positif yang dimiliki dan dibangun oleh pustakawan, diharapkan mampu mengangkat citra perpustakaan tempat pustakawan bernaung dalam mengembangkan ilmu kepustakawannya,” ujarnya.
Lia menjelaskan, selama ini putakawan dikesankan sebagai orang yang serius, rumit, sulit untuk didekati, dan tidak ramah. Branding itu terjadi karena pustakawan hanya menjalankan profesi mereka tanpa rasa cinta dan bangga terhadap apa yang mereka kerjakan. Situasi itulah yang menurut Lia menjadi salah satu alasan kegiatan ini diadakan.
Antusias peserta terlihat dari banyaknya peserta yang mengikuti kegiatan ini. Mereka terdiri dari Pustakawan di Universitas Muhammadiyah se-Indonesia, Guru, Dosen, Pakar, dan Pegawai pada Dinas/Badan Perpustakaan. (Agusnaidi B/Sb)
1 Comment