Banda Aceh, Suara ‘Aisyiyah – Sebanyak 385 wisuda dari 18 Program Studi Universitas Muhammadiyah Aceh (Unmuha), Sabtu (18/3), d wisuda sebagai ahli madya, sarjana, dan magister. Ini merupakan wisuda ke-44 Unmuha. Upacara wisuda dilakukan di gedung UCC Ahmad Dahlan, Kota Banda Aceh.
Acara wisuda diikuti oleh Wakil Ketua Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian, dan Pengembangan (Diktilitbang) PP Muhammadiyah Achmad Jainuri, Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah XIII Aceh Rizal Munadi, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Aceh, BPH, Camat Lung Bata, Kapolsek serta tamu undangan lainnya.
Rektor Unmuha, Aslam Nur berharap 385 orang yang diwisuda tersebut menjadi sarjana yang bertakwa. Di samping itu, ia juga menyampaikan beberapa keberhasilan atau capaian Unmuha.
“Pesan kami, jangan berhenti menuntun ilmu. Jangan puas sampai di sini saja. Proses hidup ini harus mencari ilmu pengetahuan. Kami ingatkan, agar selalu berbakti kepada kedua orang tua. Keberhasilan Anda adalah hasil kerja keras kedua orang tua,” kata Aslam.
Baca Juga: Penanaman Tauhid di Masyarakat
Kepala LLDikti Wilayah XIII Aceh yang diwakili oleh Masykur dalam amanatnya mengatakan bahwa ketika tali toga secara simbolis dipindahkan dari kiri ke kanan, maka ada perubahan besar yang akan terjadi.
“Mahasiswa akan kembali ke masyarakat, serta menjadi bagian di dalamnya. Setiap ilmu yang diperoleh bukan hanya sebatas teori, namun praktik nyata. Pengukuhan wisuda ini adalah sebagai tanda pengumumkan kepada masyarakat bahwa kita adalah seorang akademisi yang siap diterjunkan kembali ketengah tengah masyarakat dan mampu beradaptasi dengan baik,” ujar dia.
Wakil Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, Achmad Jainuri turut menyampaikan selamat kepada wisudawan serta kedua orang tua yang telah menitipkan anak-anaknya di Unmuha sebagai tempat menuntut ilmu.
Menyangkut dengan program Diktilitbang PP Muhammadiyah, ia menyampaikan target 5000 doktor dalam periode kepengurusan baru. Target itu untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, ekonomi, serta nilai keagamaan umat Islam dan bangsa Indonesia. (Agusnaidi B/Sb)