Sosial BudayaWawasan

Warga ‘Aisyiyah di Tengah Keberagaman

Keberagaman
Keberagaman

Keberagaman

“Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal” (QS. al-Hujurat [49]: 13).

Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau yang membujur dari Sabang sampai Merauke memiliki keragaman suku bangsa dan budaya, juga keragaman agama, kepercayaan, dan ras.  Di Indonesia terdapat ras Malaya Mongoloid, Melanesoid, Asiatic Mongoloid, Kaukasoid  dengan  karakteristik masing-masing. Keragaman suku bangsa dan budaya selain merupakan kekayaan, sering juga menimbulkan konflik. Menjadi tugas bersama bangsa Indonesia untuk mengelola semuanya menuju kehidupan yang damai, aman, dan sejahtera.

Tantangan Keberagaman 

Keragaman dan karakteristik budaya yang ada dapat terjadi karena letak geografis, seperti pantai, daerah persawahan, dan pegunungan. Karena kondisi alamnya berbeda maka mata pencahariannya pun juga berbeda. Demikian pula bentuk rumah, kesenian, makanan, kehidupan sosial, dan sikapnya dalam menghadapi perubahan. Kondisi demikian merupakan tantangan bagi bangsa Indonesia untuk bisa menyikapinya secara bijak.

Tantangan keberagaman itu antara lain; Pertama, terlalu tingginya perasaan kesukuan atau kedaerahan yang dapat mengancam keutuhan NKRI; Kedua, menyimpan potensi konflik sehingga menyebabkan rawan perpecahan; Ketiga, etno sentris yang biasanya muncul dalam pola perilaku; Keempat, konflik berkepanjangan karena heterogenitas suku, agama, dan antargolongan; Kelima, adanya kelompok masyarakat yang bersifat kaku dan sulit menerima perubahan.

Keberagaman itu Indah

Bangsa Indonesia pantas bersyukur dengan wilayah yang membujur di garis katulistiwa dengan anugerah alam yang beragam, tanahnya subur dengan aneka tumbuhan, laut yang indah dan menyimpan kekayaan, bermacam tambang yang bisa digali dari perut bumi Indonesia, dan gunung-gunung yang berdiri kokoh yang semua itu banyak diimpikan oleh bangsa lain.

Bangsa Indonesia sebenarnya memiliki kekuatan mengatasi masalah keberagaman, yaitu Pancasila sebagai dasar negara, Bhinneka Tunggal Ika, dan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Oleh karena itu, banyaknya tantangan yang dihadapi yang terkait dengan  keragaman suku bangsa dan budaya harus diubah persepsinya bahwa semua itu sebagai anugerah Allah yang tiada tara nilainya, dan merupakan sesuatu yang indah. Agar hal itu dapat tercipta diperlukan langkah-langkah kuratif, preventif, dan represif.

Tugas Warga ‘Aisyiyah di tengah Keberagaman

Qaryah Thayibah adalah sebuah daerah/perkampungan yang damai dan aman. Kehidupan yang demikian akan bisa terwujud jika pesan dalam QS. al-Hujurat [49]: 13 di atas  dilaksanakan dengan konsekuen. Langkah-langkah yang perlu dilakukan antara lain sebagai berikut; Pertama, membudayakan dialog dan diskusi sesuai dengan yang dituntunkan dalam Islam, “wa jādilhum billatī hiya ahsan”; Kedua, menggalang kerja sama. Dengan demikian akan tercipta kebersamaan, toleransi, dan saling menghormati; Ketiga, mendorong masyarakat agar menyadari keberagaman, termasuk keberagaman budaya.

Keempat, tidak berlebihan membanggakan kelompok atau daerahnya dan tidak memandang rendah suku bangsa yang lainnya; Kelima, membangun kesadaran untuk berperan serta aktif dalam pembangunan dan kemajuan bangsa; Keenam, bersama-sama masyarakat lainnya membangun budaya adi luhung atau luhur untuk menumbuhkan budaya nasional yang relijius.

Ketujuh, jika terjadi konflik di mana menuju rekonsiliasi dengan mengarahkannya  kepada kehidupan yang damai, sejuk, dan aman. Hal tersebut akan menumbuhkan nilai-nilai apiritual dan material yang seimbang; Kedelapan, mengikis kesalahpahaman yang sering terjadi di masyarakat, dan membangun pengertian sehingga menumbuhkan sikap toleransi namun tetap dalam kebenaran; Kesembilan, menumbuhkembangkan sikap-sikap positif lainnya dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang berkeadaban. (Msn)

Related posts
Berita

Tri Hastuti Dorong Warga Aisyiyah Kawal Demokrasi di Indonesia

Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Menghadapi momentum Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, banyak pertanyaan dari warga ‘Aisyiyah menyangkut pilihan dan keberpihakan ‘Aisyiyah. Sekretaris Umum…
Berita

Ikhtiar Wujudkan Pemilu Inklusif dan Berkeadaban, PP Aisyiyah Adakan Madrasah Politik Perempuan

Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Lembaga Penelitian dan Pengembangan ‘Aisyiyah (LPPA) PP ‘Aisyiyah bekerja sama dengan Program Inklusi ‘Aisyiyah pada Sabtu (20/1) mengadakan…
Perempuan

The History of Women Ulama’s Thought

By: Samia Kotele* The autonomy of women in Southeast Asia, both economically, socially, and politically has received particular attention from historians. Women…

1 Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *