Berita

Warga Muhammadiyah-Aisyiyah Pekuncen Belajar Tahsin Al-Quran Lintas Generasi

Tahsin al-Quran PRM Pekuncen

Banyumas, Suara ‘Aisyiyah Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Pekuncen dan PRM Kalimanggis menyelenggarakan kajian tahsin bagi anggota ‘Aisyiyah, Nasyiatul Aisyiyah (NA), ustadzah, dan santri TPQ, imam dan takmir masjid di bawah bimbingan Tri Aldi Wanita. Tahsin al-Quran ini dilaksanakan secara rutin setiap Kamis sehabis Ashar, bertempat di gedung Dakwah Muhammadiyah PRM Pekuncen di komplek Masjid Cagar Budaya Darussalam dan setiap sehabis Maghrib di Masjid Taqwa Kalimanggis, Desa Pekuncen, Banyumas, Jawa Tengah.

Kegiatan yang dilaksanakan di dua tempat ini sudah berlangsung sebanyak sembilan kali perteman sejak bulan Juni lalu. Peserta berasal dari lintas generasi, baik kalangan lanjut usia, dewasa, juga anak-anak TPQ usia SD. Tujuan dari kegiatan tahsin adalah untuk memperbaiki dalam hal cara membaca al-Quran agar benar sesuai dengan sunnah Rasulullah saw.

“Urgensi belajar tahsin al-Quran agar bapak dan ibu serta anak-anak bisa membaca al-Quran sesuai dengan kaidah yang benar, karena menerapkan bacaan tajwid dalam membaca al-Quran adalah suatu kewajiban,” terang Aldi dari Ma’had Fastabiqul Khoirot Kembaran, Purwokerto.

Dijelaskan, pelatihan tahsin yang dibimbingnya menggunakan metode asy-Syafi’i dengan penerapan lagu qiraah nahawand yang diterapkan langsung melalui pembacaan surat-surat pendek dalam juz 30 dimulai dari surat An-Naas. Selain di Pekuncen, Aldi juga mengajar tahsin di wilayah Purwokerto, Dukuhwaluh, dan Legoo.

Baca Juga: Tilawah dan Qiraah: Literasi Pemahaman Ajaran Islam

Menurut keterangan Takmir Masjid Darussalam, Basirun, kegiatan tahsin ini juga sebagai salah satu ikhtiar menyiapkan generasi persyarikatan yang siap menjadi imam masjid dan musala AUM di PRM Pekuncen khususnya, serta bagi para ustadzah TPQ agar memiliki kemampuan bacaan al-Quran secara benar sesuai tajwid dan baik dari sisi qiraah-nya.

“Sekaligus untuk memakmurkan kegiatan masjid. Karena usai kegiatan tahsin dilanjutkan dengan buka bersama puasa sunnah Kamisan dan salat Maghrib berjamaah,” kata Basirun.

Mengingat kemanfaatan yang begitu penting, Ketua PRNA Pekuncen, Hani Kurnianingsih berharap agar pelatihan ini tidak dibatasi jumlah 10 atau 12 kali pertemuan saja. “Ini pembelajaran yang sangat bagus dan penting. Sebaiknya tidak dibatasi sepuluh atau belasan pertemuan saja. Sebab pastinya sangat kurang, jadi pengin lanjut sampai bisa,” ungkapnya. (h/sb)

Related posts
Berita

Pawai dan Mars Praktik Wulangan Meriahkan Musyran PRM-PRA Pekuncen Banyumas

Banyumas, Suara ‘Aisyiyah – Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) dan Pimpinan Ranting ‘Aisyiyah (PRA) Pekuncen, Banyumas menggelar Musyawarah Ranting (Musyran) pada Ahad (8/10)…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *