Berita

Webinar LBSO PWA Jawa Tengah: Dakwah Kultural Berbasis Adat Jawa

Semarang, Suara ‘Aisyiyah – Lembaga Budaya Seni dan Olahraga (LBSO) Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) Jawa Tengah, menyelenggarakan Webinar dengan tema “Dakwah Kultural Berbasis Adat Jawa” secara hybrid, Ahad (24/11).

Webinar diikuti anggota LBSO PWA Jawa Tengah, dan LBSO Pim[inan Daerah ‘Aisyiyah (PDA) se-Jawa Tengah. Narasumber yang hadir ialah Siti Maziyah dengan materi “Memahami Motif Batik dalam Upacara Daur Hidup pada Masyarakat Jawa“ dan Siti Prihatiningtyas dengan materi ”Mengupas tradisi Siraman dalam tinjauan Dakwah Islam”.

Dalam sambutannya, Ketua PWA Jawa Tengah, Eny Winaryati menyampaikan bahwa melalui tema ini, akan memperkuat identitas ‘Aisyiyah sebagai organisasi yang inklusif.

Tiga hal yang perlu diperhatikan menurut Eny yaitu, diaspora kader, diaspora program, dan diaspora aktivitas, yaitu bagaimana ‘Aisyiyah mampu berdakwah dengan berbagai latar belakang.

Eny juga menyampaikan bahwa budaya Jawa yang positif harus dikembangkan, sebagaimana Kyai Dahlan memberantas Tahayul, Bid’ah, Khurafat (TBC).

“LBSO menjadi sangat penting dapat masuk ke semua lini, dan kolaborasi dengan semua Majelis dan Lembaga. LBSO Jawa tengah keluarkanlah ide yang cemerlang sehingga dapat menginspirasi LBSO daerah lain,” imbuhnya.

Ketua LBSO Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Widyastuti dalam sambutannya menyampaikan, Webinar ini dapat dilanjutkan dengan kajian-kajian.

“Dikaji dan diberi warna, karena dakwah kultural adalah strategi dakwah untuk menyebarkan pesan Islam dan memperkuat identitas budaya. LBSO harus mau mengambil momen. Ingat tujuh falsafah Kyai Dahlan,” pesan Widyastuti.

Menurutnya, kebiasaan yang sudah melekat susah diubah. Budaya lokal, yang mau diambil, mau diwarnai atau mau ditinggalkan perlu dikaji. Lakukan kajian budaya lokal, karena ‘Aisyiyah tidak kering dan anti budaya.

Siti Maziyah dalam paparan materinya menyampaikan, batik merupakan salah satu hasil kebudayaan masyarakat Jawa terutama terkait dengan teknik pembuatan motif pada kain. Alat yang digunakan adalah canting dan cap. Upacara daur hidu adalah upacara yang berkaitan dengan kehidupan seseorang dengan lima masa, yaitu masa kehamilan, melahirkan, anak-anak, dewasa, dan meninggal.

Baca Juga: Agama dan Budaya dalam Islam: Perspektif Muhammadiyah 

Setiap upacara tradisi menggunakan motif batik yang memiliki nilai filosofi sesuai dengan tujuan acara. Ada beberapa motif batik, di antaranya motif Wahyu Tumurun, yang ditujukan agar si pemakai mendapatkan wahyu (anugrah) dari Allah.

Kemudian motif Nogosari yang melambangkan kesuburan dan kemakmuran, motif Semen Rama yang bertujuan agar si pemakai selalu mendapat berkah dari Allah, motif Sido Mukti, Sido Asih dan Sido Luhur, motif Grompol, motif Nitik Cakar Ayam, dan motif Nogo Gini.

Semua filosofi motif batik merupakan salah satu kearifan lokal masyarakat Jawa dalam rangka untuk mengungkapkan komunikasi secara simbolik.

Pemateri kedua, Siti Prihatiningtyas dalam paparannya menyampaikan bahwa dakwah kultural adalah menanamkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari dengan memanfaatkan kegiatan kultural seperti kesenian.

Dakwah ini bertujuan untuk mengubah pikiran dan hati individu serta mendorong masyarakat untuk terbuka dan tercerahkan. Yang perlu diperhatikan adalah, memahami potensi dan kecenderungan manusia sebagai mahluk budaya, serta memahami ide, adat istiadat, kebiasaan, sistem sosial masyarakat setempat, dan hal-hal positif.

Dakwah kultural Muhammadiyah penting dilakukan karena pesan-pesan keagamaan yang disampaikan haruslah relevan dengan budaya lokal agar dapat diterima dengan baik oleh masyarakat.

Siraman dalam tinjauan syariat, hukumnya boleh, bahkan sunnah karena Nabi saw pernah mencontohkannya dengan catatan, prosesi siraman pengantin dilaksanakan dengan tetap menutup aurat, atau di tempat yang tertutup dan hanya dihadiri oleh kerabat yang memiliki hubungan mahram. (Endang)-sa

Related posts
Berita

Dakwah Kultural Muhammadiyah: Harus Jenius dan Serius!

Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Bulan suci Ramadan telah menyapa. Jumat pagi (15/3), suasana Pengajian Ramadan 1445 H di Gedung AR Fachruddin begitu…
Berita

Implementasi Pilar KMTNA, Nasyiatul Aisyiyah Adakan Edukasi Pengolahan Sampah

Jakarta, Suara ‘Aisyiyah – Nasyiatul Aisyiyah memiliki peran dan tanggungjawab sosial untuk menjaga kelestarian alam. Komitmen ini tertuang dalam pilar ke-9 Keluarga…
Berita

Perkuat Dakwah Kultural, RS PKU Demak Tampilkan Kesenian Rebana dalam Resepsi Milad Ke-1

Demak, Suara ‘Aisyiyah – Perhelatan Milad Ke-1 RS Hj. Fatimah Sulhan PKU Muhammadiyah Demak dimulai dengan kesenian rebana, Sabtu (18/6). Berdasarkan informasi…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *