Berita

Workshop Menulis Majelis Tabligh PWA Jawa Tengah: Dakwah Bil Kitabah Mencerahkan Umat

Rembang, Suara ‘Aisyiyah – Pada masa pandemi, gerak dakwah bil lisan sangat terbatas, sehingga metode yang paling tepat adalah melalui dakwah bil kitabah atau dakwah literasi. Hal tersebut disampaikan oleh Lintal Muna selaku Ketua Majelis Tabligh PWA Jawa Tengah dalam sambutan pembukaan Workshop Penulisan yang diselenggarakan pada Ahad, (3/10).

Kegiatan yang bertema “Menjadi Penulis Produktif Mencerahkan Ummat” ini diikuti oleh sekitar 160 peserta dari 35 perwakilan PDA se-Jawa Tengah, bahkan ada yang dari luar Jawa Tengah. Para peserta menyimak melalui Zoom meeting dan siaran langsung di YouTube @Aisyiah MTabligh.

Turut memberikan sambutan dalam kegiatan ini yaitu Koordinator Majelis Tabligh PWA Jawa Tengah Sri Gunarsi. Ia menyampaikan pentingnya menulis, baik melalui media cetak maupun media sosial.

Narasumber dalam workshop ini merupakan tokoh yang sudah malang melintang di dunia kepenulisan, yaitu Hajar Nur Setyawati (Pemimpin Redaksi Majalah Suara ‘Aisyiyah) dan Nur Ngazizah (penulis terbaik versi online Suara Muhammadiyah dan Dosen Berprestasi UM Purworejo).

Baca Juga: Suara Aisyiyah Institut: Yang Tertulis Akan Mengabadi

Dalam kesempatan tersebut, Hajar menyampaikan beberapa hal terkait teknik kepenulisan, antara lain motivasi menulis, bagaimana mendapat ide tulisan, langkah-langkah menulis, dan memberikan contoh-contoh tulisan yang baik. Selain itu, penulis buku “Srikandi-Srikandi ‘Aisyiyah” ini menyampaikan tentang pentingnya menyampaikan karakter gerakan ‘Aisyiyah dalam setiap tulisan.

Materi yang tidak kalah menarik disampaikan oleh Nur Ngazizah. Penulis bersertifikat BNSP yang telah banyak menghasilkan artikel di media cetak dan online ini mengatakan, “ketika kita ingin berdakwah lewat tulisan, tidak sepakat dengan sebuah tulisan, maka kita harus menjawab dengan tulisan juga”.

Ia menceritakan pengalamannya awal mula menjadi penulis hingga sekarang. Nur Ngazizah juga memotivasi peserta dan memberikan tips dalam menulis. “Jangan pernah mengakhiri hari tanpa membaca dan menulis. Jika itu terasa berat, minimal dalam seumur hidup kita pernah menghasilkan sebuah buku, sehingga nama kita akan tercatat dalam sejarah bahwa kita menyerukan kebaikan,” ujarnya.

Kegiatan ini tidak hanya berlangsung sehari saja, tetapi akan dilanjutkan dalam bentuk pendampingan melalui grup WhatsApp. Para peserta akan diberi penugasan dan pembahasan sampai bulan November. Dari kegiatan pendampingan ini diharapkan akan terbit buku yang merupakan hasil kolaborasi tulisan dari para peserta.

Banyak sekali manfaat yang diperoleh peserta pada kegiatan ini. Hal ini terlihat dari antusiasme peserta menyampaikan pertanyaan di akhir sesi, maupun pertanyaan dan pesan kesan yang disampaikan melalui kolom chat Zoom dan YouTube. Semoga kegiatan ini menjadi awal yang baik bagi tumbuhnya bibit-bibit penulis baru yang akan meramaikan media dengan tulisan-tulisan yang mencerahkan umat. (Muslikhah Fajriyati)

Related posts
Berita

Tri Hastuti Dorong Warga Aisyiyah Kawal Demokrasi di Indonesia

Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Menghadapi momentum Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, banyak pertanyaan dari warga ‘Aisyiyah menyangkut pilihan dan keberpihakan ‘Aisyiyah. Sekretaris Umum…
Berita

Ikhtiar Wujudkan Pemilu Inklusif dan Berkeadaban, PP Aisyiyah Adakan Madrasah Politik Perempuan

Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Lembaga Penelitian dan Pengembangan ‘Aisyiyah (LPPA) PP ‘Aisyiyah bekerja sama dengan Program Inklusi ‘Aisyiyah pada Sabtu (20/1) mengadakan…
Perempuan

The History of Women Ulama’s Thought

By: Samia Kotele* The autonomy of women in Southeast Asia, both economically, socially, and politically has received particular attention from historians. Women…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *