Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Mengawal kehidupan kebangsaan yang sangat kompleks, memerlukan pemetaan yang jelas, termasuk di lembaga eksekutif dan legislatif. Hal ini disampaikan oleh Siti Noordjannah Djohantini pada acara Workshop Penyusunan Modul Peningkatan Kapasitas Caleg Perempuan.
Acara yang diselenggarakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengembangan ‘Aisyiyah Pimpinan Pusat (LPPA PP) ‘Aisyiyah ini berlangsung pada Ahad (27/8) secara daring melalui Zoom Meetings.
Menurut Noordjannah, dalam pengoptimalan pengawalan tersebut, maka perlu adanya sebuah sistem yang sistematis, yaitu melalui modul. Modul ini menunjukkan garis yang sangat kuat dengan kultur dan visi misi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah.
Terdapat tiga poin yang disampaikan Noordjannah dalam pembuatan modul ini. Pertama, adanya modul ini adalah dalam konteks memperjuangkan kehadiran caleg perempuan, dan harus sesuai dengan visi misi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah, sehingga berbeda dengan modul-modul lainnya. Meskipun begitu, modul ini tetap harus aplikatif dan bisa dijadikan referensi oleh pihak-pihak lain.
Kedua, pandangan terkait kebangsaan juga punya referensi sangat kuat yang harapannya bisa menjadi materi untuk caleg perempuan. Diperlukan pemahaman kepada perempuan, bahwa perempuan mempunyai sejarah yang sangat melekat dengan bangkitnya Indonesia. Indonesia tidak mungkin ada tanpa hadirnya perempuan. Karena perempuan sangat berperan bagi Indonesia.
Ketiga, terkait ideologi warga persyarikatan, diperlukan pemetaan terkait pandangan warga persyarikatan. Hal ini dikarenakan tujuan pengawalan ini tidak pragmatis dan sederhana, melainkan aksi riil untuk masyarakat.
Noordjannah berharap, modul ini bisa bermanfaat untuk jangka panjang. “Harapannya ini menjadi sesuatu yang betul-betul bisa kita manfaatkan, bukan hanya dalam rangka pemilu 2024, tetapi juga untuk selanjut-selanjutnya,” terangnya. (sa)