Berita

Yulianti Muthmainnah Sampaikan Tiga Upaya Aisyiyah Wujudkan Kesetaraan Gender

GSM PWA Jawa Barat

Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Gerakan Subuh Mengaji (GSM) Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) Jawa Barat yang berlangsung pada Rabu (16/8). mengangangkat tema “‘Aisyiyah dan Ijtihad Hak-hak untuk Perempuan”. GSM edisi tahun ke-3 ini disiarkan langsung di Televisi Muhammadiyah (tvMu).

Yulianti Muthmainah, Dosen Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) Ahmad Dahlan yang bertindak selaku narasumber menyampaikan mengenai perjuangan ‘Aisyiyah sebagai bagian dari perempuan atau ibu bangsa Indonesia. “Perempuan juga berkontribusi dalam pembentukan negara dan bangsa,” tambah Yulianti.

Yulianti menjelaskan, perjuangan ‘Aisyiyah tidak lepas dari firman Allah swt. mengenai perubahan kondisi perempuan secara signifikan sebelum dan sesudah Islam datang. Ia menambahkan apresiasi perempuan dalam al-Quran, salah satunya dalam surah an-Nahl ayat 97 mengenai tanggung jawab yang sama sebagai khalifah untuk memakmurkan muka bumi.

Kepala Pusat Studi Islam Perempuan dan Pembangunan (PSIPP) ITB Ahmad Dahlan itu meyampaikan, gerakan ‘Aisyiyah menurut peneliti mengenai ‘Women Shaping Islam’, yaitu ‘Aisyiyah punya 3 tahap dalam upaya memajukan kesetaraan gender. Di tahap pertama, ‘Aisyiyah bergerak di tingkat akar berfokus pada pemenuhan hak dasar pendidikan.

Baca Juga: Memahami Risalah Perempuan Berkemajuan

Tahap kedua, mengenai aktivitas perempuan dalam hal pemenuhan hak-hak perempuan. Ketiga, tahap pengembangan akademik perempuan dalam hal akidah dan fikih. “Hal ini sama seperti Kiai Ahmad Dahlan dalam mengajarkan teologi surah al-Maun,” ujar dia.

Berdasarkan penelitiannya tentang aktivitas gerakan ‘Aisyiyah, ia menyimpulkan bahwa ‘Aisyiyah merupakan organisasi yang berperspektif feminis. Hal itu tidak lain karena ‘Aisyiyah mengambil pengalaman perempuan (kerja, perjuangan, cita-cita) sebagai sebuah pengetahuan.

Sebagai penutup, Anggota Komisi dan HAM MUI itu mengingatkan tentang surah al-Hujurat ayat 13, bahwa manusia (perempuan dan laki-laki) diciptakan dengan unsur yang sama (tanah) untuk saling mengenal dan mendukung satu dan yang lain. Oleh karena itu, sebagai manusia selalu berlomba-lomba dalam kebaikan dan dalam hal ketakwaan. (aninda)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *