Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Setiap manusia pasti pernah mengalami krisis, baik skala mikro maupun makro. Seberat apapun krisis yang dihadapi, manusia diperintahkan untuk terus berusaha dan berjuang. “Tuhan tidak akan menurunkan rizki kepada kita kecuali kalau ada jalan yang kita tempuh untuk supaya rizki itu bisa datang,” kata Ketua PP Muhammadiyah, Anwar Abbas.
Pernyataan itu ia sampaikan dalam Pengajian Umum PP Muhammadiyah, Jumat (13/1). Pengajian dengan tema “Optimis Menghadapi Krisis” itu berlangsung secara daring. Dalam pengantarnya, Abbas menyampaikan bahwa berbagai krisis yang terjadi, baik krisis pangan, keamanan, politik, kesehatan, ekonomi, dan sebagainya, harus disikapi dengan sabar.
Mengutip Q.S. al-Baqarah: 155, ia menjelaskan bahwa perintah sabar itu tidak bermakna pasif-menunggu, tapi berusaha aktif mencari jalan keluar semaksimal mungkin. “Oleh karena itu, menurut saya, supaya kita itu nanti kalau memang benar terjadi krisis itu, sangat diperlukan adanya creativity, baik individual creativity maupun collective creativity,” kata dia.
Selain itu, masyarakat juga diharapkan menjaga persatuan dan kesatuan. Menurut Abbas, persatuan dan kesatuan adalah syarat mutlak agar kita sebagai anggota keluarga, masyarakat, warga bangsa, dan warga dunia dapat menghadapi krisis yang terjadi.
Selanjutnya, Ekonom Indonesia Arif Budimanta menjabarkan bahwa perekonomian global memang sedang berada dalam kondisi murung. Dalam kondisi itu, pemerintah Indonesia diharapkan tidak ikut murung. “Harus tetap optimis dan mencari jalan yang terbaik untuk menyelamatkan perahu besar bangsa dan negara dengan sejumlah kebijakan-kebijakan ekonomi,” kata dia.
Baca Juga: Pandangan Muhammadiyah tentang Pemilu dan Suksesi Kepemimpinan 2024
Senada dengan yang disampaikan Arif, Rektor ITB Ahmad Dahlan, Mukhaer Pakkana juga menyampaikan bahwa ekonomi Indonesia pada 2023 tidak dalam kondisi baik-baik saja. Untuk itu, ia mengajak segenap peserta pengajian untuk memadukan antara sikap optimisme dengan sikap realistis dengan segala kemungkinan yang akan terjadi.
Sementara itu, Kepala Pusat Pengembangan Kader ASN LAN Mariman Darto menyampaikan bahwa krisis sejatinya adalah “teman akrab” manusia. Ia ada seiring eksistensi manusia. Termasuk krisis ekonomi yang diprediksi akan terjadi pada 2023.
Menghadapi kemungkinan terjadinya krisis itu, ia mengajak masyarakat untuk memproduksi pikiran yang positif. “Kalau cara pandang kita terhadap krisis ini mengerikan, maka publik juga sulit untuk melakukan recovery. Tapi seorang tokoh yang punya cara pandang positif terhadap satu krisis, membangun optimisme baru tentu akan mempercepat resiliensi terhadap kasus ini,” ujar Darto. (sb)

