Sampang, Suara ‘Aisyiyah – Ngopi Bareng (Ngobar) Ekonomi Bisnis digelar PDM Se-Jawa Timur di Pendopo Bupati Sampang, Ahad (26/10/2025).
Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Surabaya, Hasan Cholis bersama Lembaga Pengembang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LP-UMKM) Muhammadiyah Surabaya menghadiri acara ini. Dia hadir bersama Ketua LP-UMKM PDM Surabaya Siswojo serta Sekretaris Rano Kurniawan.
Hasan Cholis menyatakan pentingnya Muhammadiyah Surabaya mengikuti ngopi bareng yang ke-10 ini. Karena kegiatan ini sangat bagus dan fokus pada kolaborasi bisnis dan sinergi antar PDM Se-Jawa Timur.
“Kami dari PDM Surabaya siap berkolaborasi dan bersinergi dengan PDM-PDM lain di Jawa Timur untuk mengembangkan ekonomi,” ujarnya.
Lebih lanjut Hasan Cholis menambahkan, kegiatan tersebut menampilkan beragam produk dari PDM-PDM se-Jawa Timur, khususnya yang berkaitan dengan produk-produk pertanian. Termasuk sistem hidroponik, yang berpotensi diterapkan di kota besar seperti Surabaya, juga produk lainnya seperti mortar dan proyek perumahan.
Hasan Cholis pun juga diminta untuk mempromosikan Muhammadiyah Training Center (MTC) yang berlokasi di Wonosalam Jombang.
“Alhamdulillah, kami mendapatkan respon yang sangat positif, terbukti banyak peserta yang meminta informasi detail tentang profil dan biaya sewanya,” tuturnya.
Wujudkan Aksi Nyata Dakwah Ekonomi
Hasan Cholis berharap, kegiatan ngobar ini tidak hanya berhenti pada retorika atau teori saja. “Tetapi menghasilkan eksekusi nyata di lapangan untuk mengembangkan ekonomi bisnis, khususnya di Surabaya,” ungkapnya.
Koordinator ngopi bareng, Abdul Malik, menjelaskan, kegiatan ngopi bareng PDM Muhammadiyah se-Jatim adalah untuk memperkuat pilar wirausaha daerah. Terutama untuk memperluas keanggotaan dan peningkatan kerja sama ekonomi antar Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Se-Jawa Timur.
“Program ngopi bareng ini telah berjalan sekitar 2,5 tahun dan melibatkan 32 PDM aktif, yang awalnya hanya 8 PDM,” ujarnya.
Berbagai produk komunitas dan usaha PDM ditampilkan dalam kegiatan ini. Seperti pertanian (melon), perdagangan, frozen food, perumahan, dan air mineral. Semua produk ini akan disinergikan untuk menjadi kekuatan ekonomi yang luar biasa.
Lebih lanjut, Abdul Malik menambahkan, untuk pertemuan ke-11 rencananya akan bertempat di Tuban. Targetnya setiap PDM harus sudah membuat kesepakatan kerjasama dengan PDM lain dan dilaporkan.
“Selain ekonomi, tujuan utamanya adalah silaturrahim antar pimpinan daerah agar saling mengenal untuk memajukan daerah masing-masing,” tegasnya.
Praktik Baik Budidaya Melon dengan Greenhouse
Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Brondong Lamongan yang juga merupakan petani melon, Mat Iskan turut berbagi pengalaman.
Ia memaparkan, keberhasilan budidaya melon premium dengan menggunakan sistem greenhouse (rumah kaca). Menurutnya, ini tidak hanya menjamin kualitas hasil panen, tetapi juga membukukan omset yang sangat menjanjikan. Selain itu jug membuka peluang bagi petani muda di daerah lain.
“Melon dapat dikembangkan di tempat lain asalkan memenuhi tiga syarat utama. Yakni tersedianya air, kondisi tidak tergenang, dan tanah tidak asin,” paparnya.
Untuk menjamin tingkat keberhasilan yang tinggi, ia menyarankan penggunaan sistem budidaya green house. Karena tingkat keberhasilan di luar green house berada di bawah 50 persen.
“Varietas melon yang ditanam adalah jenis premium dengan nilai pasar yang sangat besar, terutama untuk pasar premium,” ujarnya.
Varietas yang dikembangkan meliputi tersebut meliputi Intanon dari Belanda, Sweet net dari Taiwan, Fujisawa dari Jepang. Untuk pasar utama yang dituju adalah wilayah Jakarta, Bekasi, Tangerang, dan sekitarnya.
“Sekarang, kami memiliki 25 unit greenhouse, panen dilakukan secara rutin, hampir setiap satu minggu sampai 10 hari, dimana, total omset dalam satu tahun dari 25 unit greenhouse tersebut telah mencapai Rp1,6 miliar,” katanya.
“Secara hitungan sederhana, menanam 1.000 pohon dapat menghasilkan pendapatan kotor sekitar Rp20 juta hingga Rp25 juta, dengan biaya produksi hanya sekitar Rp10 juta hingga Rp12 juta, membuktikan skala ekonomi yang masih sangat menguntungkan,” imbuhnya.
Selain itu, sambung Mat Iskan, budidaya dalam setahun dapat menghasilkan empat kali panen.
Ia pun berharap, agar petani-petani di tempat lain, terutama anak-anak muda, dapat mengembangkan budidaya melon premium ini.
“Skala ekonomi yang menguntungkan dan kemampuan untuk panen empat kali setahun menjadikannya usaha yang layak untuk ditekuni dan berpotensi untuk dikembangkan di daerah-daerah lain,” tegasnya.
Apresiasi Wakil Ketua PWM Jatim
Sementara itu, Wakil Ketua PWM Jatim, Hidayatur Rohman sangat mengapresiasi kegiatan tersebut yang menekankan bahwa gerakan ekonomi yang dilakukan bersama oleh majelis dan lembaga ini bertujuan untuk mewujudkan Jihad Ekonomi sebagai jalan dakwah yang nyata (riil).
“Kegiatan ini berawal dari gerakan ekonomi yang sifatnya tidak secara terstruktur namun merupakan kegiatan yang betul-betul riil, dengan harapan ke depan dapat dijalankan secara struktur dan digabungkan ke majelis yang membidangi, baik LP-UMKM maupun Majelis Ekonomi,” tuturnya.
Lebih lanjut Hidayatur Rohman menambahkan, bahwasanya kolaborasi ini bertujuan untuk menghilangkan rasa ketersinggungan dan persaingan, serta untuk melihat peluang dan ranah masing-masing majelis maupun lembaga (Majelis Ekonomi dan LP-UMKM) agar tidak tumpang tindih dan sama-sama fokus pada gerakan ekonomi.
“Kami pun berharap agar Jihad Ekonomi ini menjadi jalan dakwah dari Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur,” pungkasnya. (Yuda)-Nely

