Berita

GSM Pada Awal Bulan Syawal, Adib Sofia: Monitoring dan Evaluasi Diri

Bandung, Suara ‘Aisyiyah – Gerakan Subuh Mengaji (GSM) kemarin (18/4) mengundang Adib Sofia sebagai narasumber. Adapun tema yang diusung adalah “Self Improvement di Bulan Syawal”.

Dalam membahas topik tersebut, Adib tidak melepaskan pembahasan dari bulan Ramadan. Ia menuturkan bahwa saat bulan Ramadan, tujuan seorang muslim beribadah adalah agar menjadi bertakwa. Dengan demikian, saat bulan Syawal seorang muslim harus bisa mempertahankan atau meningkatkan ketakwaannya.

Selain menjadi bertakwa, tujuan lainnya adalah menjadi hamba yang bersyukur dan mendapatkan ampunan. Dari maghfirah atau ampunan, selanjutnya seorang hamba akan mendapatkan surga dari Allah.

Al-Qur’an selaku kitab yang “self-referensial” atau menjelaskan sendiri terminologinya, menurut Adib, cara meningkatkan kualitas diri seorang muslim dalam rangka meningkatkan ketakwaan juga dibahas. Pertama, adalah dengan memonitor dan mengevaluasi diri secara berkelanjutan. Lalu kedua, dengan selalu berbagi apapun keadaannya. Kemudian ketiga, menahan amarah atau memanajemen emosi. Keempat, yaitu dengan memaafkan kesalahan orang lain.

Baca Juga: Fadilah Puasa Syawal

Selain itu, Adib juga memaknai momen lebaran ini dengan filosofi ketupat yang ada di Jawa. Di Jawa sendiri, ketupat merupakan akronim dari dua kata. yaitu “ngaku lepat”. Namun, ada filosofi lainnya yang mengatakan bahwa kupat adalah “laku papat”, atau melakukan empat hal.

Apa saja empat hal tersebut? Adib menjelaskan bahwa empat hal tersebut adalah lebaran, luberan, leburan, dan laburan. Masing-masing menurut Adib mewakili keempat sisi yang ada di ketupat.

Lebaran artinya puasa sudah selesai. Adapun luberan dimaknai sebagai rezeki yang berlebih. Oleh karena itu saat akhir bulan Ramadan, bagi muslim yang rezekinya berlebih harus mau menyisihkan untuk beramal sosial seperti zakat, infak, dan sedekah. Kemudian luberan memiliki arti dosa yang melebur karena masing-masing orang saling meminta maaf satu dengan lainnya. Terakhir, laburan, artinya kembali putih atau kembali suci.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *