Oleh: Hana Mufidatul Roidah*
Dalam era serba cepat saat ini, pelajar menghadapi berbagai tantangan yang tidak hanya berkaitan dengan akademik, tetapi juga kesehatan mental. Tekanan tugas sekolah, persaingan prestasi, serta derasnya arus informasi dari media sosial sering kali membuat mereka merasa cemas, stres, bahkan kehilangan semangat belajar.
Salah satu pendekatan yang kini banyak diperbincangkan adalah praktik mindfulness atau kesadaran penuh. Menariknya, konsep ini sejalan dengan nilai-nilai Islam yang menekankan pentingnya ketenangan hati, kesabaran, dan kedekatan dengan Allah Swt.
Mindfulness Islami sebagai Jalan Menenangkan Hati
Mindfulness biasanya dipahami sebagai kesadaran penuh terhadap apa yang sedang dirasakan saat ini tanpa menghakimi. Dalam Islam, hal ini bisa ditemukan dalam praktik zikir, salat dengan khusyuk, hingga tafakur.
Pelajar yang melatih mindfulness Islami diajak untuk fokus pada momen sekarang, bukan larut pada kecemasan masa depan atau penyesalan masa lalu.
Sebagai contoh, ketika menghadapi ujian, seorang pelajar yang terbiasa berlatih mindfulness Islami akan lebih mampu menenangkan diri dengan doa, menarik napas panjang sambil mengingat Allah, dan mengurangi rasa panik.
Hal ini bukan hanya membantu konsentrasi, tetapi juga menumbuhkan sikap tawakal bahwa hasil terbaik selalu datang dari ikhtiar yang diiringi doa.
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah ‘Aisyiyah dalam beberapa agenda pendidikannya pada 2025 juga menekankan pentingnya pembentukan karakter spiritual yang kuat untuk mendukung kesehatan mental pelajar.
Keseimbangan antara prestasi akademik dan ketenangan batin menjadi salah satu tujuan besar pendidikan berkemajuan yang digagas ‘Aisyiyah.
Peran Guru dan Sekolah dalam Menumbuhkan Mindfulness Islami
Sekolah memiliki peran penting dalam menanamkan nilai mindfulness Islami. Guru bukan hanya sebagai penyampai ilmu, tetapi juga teladan dalam menumbuhkan suasana belajar yang menyehatkan mental.
Lingkungan sekolah yang ramah, penuh kasih sayang, serta menghargai keberagaman bisa menjadi ruang aman bagi pelajar untuk mengelola emosinya.
Baca Juga: Kepedulian pada Problem Kesehatan Mental
Beberapa sekolah Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah di Yogyakarta, misalnya, telah mulai mengintegrasikan praktik mindfulness Islami melalui kegiatan rutin seperti muhasabah pagi, salat Duha berjemaah, hingga kelas inspirasi yang membiasakan pelajar mengungkapkan rasa syukur.
Praktik sederhana ini ternyata efektif menurunkan tingkat kecemasan pelajar, sekaligus meningkatkan fokus belajar mereka.
Selain itu, guru-guru Muhammadiyah-‘Aisyiyah juga banyak berperan sebagai pendamping emosional bagi siswa. Dengan pendekatan yang penuh empati, mereka membantu pelajar mengelola stres, mendengarkan keluh kesah, serta mengajarkan cara menghadapi masalah dengan sabar dan bijak.
Kesehatan Mental Pelajar sebagai Investasi Bangsa
Kesehatan mental pelajar bukan sekadar urusan pribadi, melainkan investasi besar bagi masa depan bangsa. Pelajar yang memiliki mental sehat akan tumbuh menjadi generasi tangguh, mampu berpikir jernih, dan siap menghadapi tantangan zaman.
Dalam konteks ini, mindfulness Islami menjadi salah satu pendekatan yang relevan karena menggabungkan kesadaran diri dengan nilai spiritual.
‘Aisyiyah sebagai organisasi perempuan berkemajuan terus berkomitmen untuk menghadirkan pendidikan yang holistik. Tidak hanya mengutamakan pencapaian akademik, tetapi juga memperhatikan keseimbangan jiwa, spiritual, dan sosial.
Melalui seminar, pelatihan, maupun gerakan di sekolah-sekolah, ‘Aisyiyah mengajak seluruh elemen pendidikan untuk menjadikan kesehatan mental sebagai prioritas.
Pelajar yang terbiasa melatih mindfulness Islami akan lebih mampu menyaring informasi, tidak mudah terbawa arus media sosial, serta memiliki daya tahan terhadap tekanan sosial. Dengan demikian, mereka tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga matang secara emosional dan spiritual.
Mindfulness Islami bukan sekadar tren, melainkan kebutuhan mendasar bagi pelajar di era modern. Dengan membiasakan diri untuk selalu ingat kepada Allah, fokus pada momen kini, serta menumbuhkan rasa syukur, pelajar dapat menjaga kesehatan mentalnya dengan lebih baik.
Dukungan guru, sekolah, dan organisasi seperti ‘Aisyiyah akan memperkuat upaya ini, sehingga lahir generasi berilmu sekaligus berakhlak mulia.
*Mahasiswa Ilkom UNISA Yogyakarta dan Jurnalis Magang Suara ‘Aisyiyah