Oleh: Aninda Khairunnisa Sudiaji*
Peristiwa Hijrah yang dilakukan oleh Rasulllah saw. dan para sahabatnya ke Madinah (kota Yatsrib) merupakan pengalaman dari perintah Allah Ta’ala:
يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ أَرْضِي وَاسِعَةٌ فَإِيَّايَ فَاعْبُدُونِ
Artinya, “Hai Hamba-hamba-Ku yang beriman, sesungguhnya bumi-Ku ini luas, maka hanya kepada-Ku-lah kamu menyembah.” (QS. al-‘Ankabut[29]: 56)
Dalam bukunya, Abul Hasan ‘Ali al-Hasani an-Nadwi menulis mengenai perjalanan Rasulullah saw. ke Madinah bersama para sahabatnya yang telah dipilih oleh Allah Ta’ala sebagai tempat hijrah Rasulullah saw. dan sebagai pusat dakwah Islam.
Rasulullah saw. mendatangi Abu Bakar ash-Shiddiq ra. dan bersabda: “Sesungguhnya Allah telah mengizinkanku untuk behijrah.” Abu Bakar berkata: “Saya boleh menjadi pendampingmu, wahai Rasulullah?” Rasulullah saw. bersabda: “Engkau boleh menjadi pendampingku.” Lalu Rasulullah mengutus ‘Abdullah bin Uraiqith sebagai penunjuk jalan. (HR.Bukhari)
Kepercayaan kaum Quraisy (orang-orang yang tinggal di Makkah) terhadap sifat amanah, kejujuran dan kesetiaan Rasullah saw sangat besar sekalipun mereka memusuhi beliau. Mendengar kabar Hijrah Rasulullah saw. kaum Quraisy tidak tinggal diam, mereka mengadakan sayembara bagi siapa saja yang dapat membawa beliau kepada meraka akan diberi hadiah berupa seratus ekor unta.
Baca Juga: Lelaki dalam Selimut Itu Muhammad bin Abdullah
Allah Ta’ala berfirman dalam al-Qur’an mengenai janji Allah atas pertolongan dan kemenangan yang nyata kepada Nabi-Nya, juga kepada agama-Nya dengan penaklukkan yang sempurna.
هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَىٰ وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ
Artinya, “Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya dengan (membawa) petunjuk (al-Qur’an) dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai.” (QS. at-Taubah[9]: 33)
Sebelum tiba di Madinah, Rasulullah saw. singgah di Quba selama empat hari dan untuk pertama kalinya mendirikan masjid, lalu beliau menamainya dengan masjid Quba. Kaum Anshar (orang-orang muslim Madinah) menyambut gembira kedatangan Rasulullah saw. mereka menyambut beliau dengan syair – syair masyhur pada saat itu.
Dari Anas bin Malik al-Anshari, yang Ketika itu masih anak-anak, mengatakan, “Aku menyaksikan saat Rasulullah saw. memasuki Madinah. Aku belum pernah sama sekali, melihat suatu hari yang lebih bagus dan lebih cerah dari hari masuknya beliau ke Madinah menemui kami.” (HR. ad-Darami, Ahmad, dan al-Hakim).
*Penulis merupakan Mahasiswa KPI UMY, dan wartawan magang Suara ‘Aisyiyah