Demak, Suara ‘Aisyiyah – Meski suasana terkini Tanggul Sungai Wulan sudah di perbaiki, banjir sudah berangsur surut dan akses jalan dari Demak menuju Kudus sudah bisa dilalui kendaraan.
Menurut data dari Pos Koordinasi (Poskor) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Demak, Sitrep Senin (19/2) masih terdapat pengungsi sejumlah 25.518 orang dan masih membuka pos pelayanan (posyan) di 3 lokasi.
Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) Tahun 2024 tema “Atasi Sampah Plastik Denggan Cara Produktif,” yang tahun ini di peringati pada Rabu (21/2) menyisakan banyak keprihatinan, khususnya di daerah bencana.
Lembaga Lingkungan Hidup Penanggulangan Bencana (LLHPB) Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) Jawa Tengah memiliki Gerakan Muhammadiyah Peduli Sampah (GMPS) yang telah berjalan tiga tahun, didirikan pada saat pandemi Covid-19.
‘Aisyiyah yang merupakan ortom khusus dari Muhammadiyah, tidak lepas begitu saja dalam bergerak, tentunya melibatkan berbagai pihak, ortom, majelis, lembaga dalam ‘Aisyiyah maupun Muhammadiyah bergerak di dalamnya.
Baca Juga: Eco Enzyme: Cairan Multifungsi dari Sampah Organik
LLHPB Aisyiyah dalam beraktivitas, tidak luput dari sinergitas yang tergabung khususnya Majelis Lingkungan Hidup (MLH) milik Muhammadiyah dan Lembaga Resiliensi Bencana (MDMC) yang terkenal dalam gerakannya yaitu One Muhammadiyah One Response (OMOR).
Dari sinergitas tersebut, diharapkan para warga ‘Aisyiyah yang tergerak dalam respon bencana, dapat selalu eksis ikut serta berpastisipasi di dalamnya. Meskipun dalam situasi bencana, harus selalu berusaha memikirkan bagaimana mengelola dapur umum dan psikososial yang ramah lingkungan.
Penyajian makanan harus dikemas sedemikian rupa agar tidak malah menimbulkan sampah baru, ditengah situasi bencana banjir. Ini merupaka PR warga ‘Aisyiyah yang perlu didukung banyak pihak, disamping harus pula memikirkan solusi kebutuhan asupan gizi yang layak bagi para penyintas khususnya pada lansia, ibu hamil juga balita.
Menu sayur dan buah perlu diperhatikan, agar GERMAS tercukupi dalam respon bencana, wajib terealisir, bagaimanapun tetap menjadi prioritas dalam memenuhi gizi para penyintas. (Deny Ana I’tikafia/sa)