Berita

Refleksi Akhir Tahun PP Muhammadiyah, Haedar Nashir: Pembelahan Politik Harus Diakhiri

Refleksi Akhir Tahun 2022 PP Muhammadiyah

Yogyakarta, Suara ‘AisyiyahKamis (29/12), PP Muhammadiyah menggelar refleksi dan evaluasi akhir tahun 2022 dan proyeksi 2023. Sebagai pengantar, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir menyampaikan terima kasih kepada awak media atas partisipasinya dalam menyebarkan narasi positif dan berkemajuan dalam rentang waktu setahun terakhir, terutama dalam gelaran Muktamar Muhammadiyah-‘Aisyiyah ke-48.

Selanjutnya, Haedar mengingatkan bahwa masa depan harus dihadapi dengan optimis dan dipenuhi aktivitas yang lebih baik dan produktif. “Waktu yang akan datang harus seksama kita hadapi, kita jalani. Jangan sampai kita mengulangi hal-hal buruk di masa lalu,” ujar Haedar di hadapan awak media yang datang ke Kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta.

Ada beberapa isu yang menjadi fokus pembicaraan dalam agenda refleksi tahun ini, seperti pandemi yang mulai melandai, politik kebangsaan menjelang Pemilu 2024, ekonomi nasional dan global, sumber daya alam dan sumber daya manusia, dan modal ruhani bangsa yang harus dijaga dan dilestarikan.

Mengenai Pemilu 2024, Haedar berharap agar pesta demokrasi itu berlangsung secara demokratis, bukan hanya LUBER JURDIL, tapi juga menjunjung tinggi makna dan etika demokrasi. Di tengah berbagai dinamika kebangsaan yang terjadi, termasuk masih maraknya pembelahan politik, pemerintah dengan segenap elemen masyarakat lainnya perlu membuat komitmen bersama dalam rangka menciptakan stabilitas kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Sejak 2023 kita harus bersama-sama menciptakan kondisi agar pembelahan politik itu tidak terjadi. Dinamika politik itu alamiah, tapi tidak dengan pembelahan politik,” kata Haedar. Lebih lanjut, menurutnya, “dinamika harus tetap ada, teapi semua harus dalam koridor proses demokrasi yang fair”.

Baca Juga: Politik Representasi Perempuan Menuju Pemilu 2024

Selanjutnya, Haedar juga menyoroti masih rendahnya kualitas, karakter, dan daya saing SDM bangsa Indonesia, termasuk jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN. Kondisi itu harus segera dievaluasi, mengingat Indonesia punya cita-cita mewujudkan generasi emas 2045. Semua pihak harus terlibat, terutama dunia pendidikan.

“Harus ada pertanggungjawaban sosial seluruh pihak agar cita-cita mewujudkan generasi emas 2045 dapat tercapai. Letakkan juga pendidikan sebagai strategi kebudayaan bangsa, bukan semata-mata kebijakan pragmatis,”  terang Haedar.

Sebagai pungkasan, Haedar yakin bahwa dalam rangka mewujudkan masa depan Indonesia yang maju, Muhammadiyah tidak berjalan sendirian. Gerak kemajuan harus dikerjakan bersama-sama. Oleh karena itu, ia mengajak seluruh elemen bangsa untuk sama-sama meletakkan kepentingan bangsa secara tulus di atas kepentingan pribadi dan kroni. (sb)

Related posts
Berita

Abdul Mu’ti Ajak Warga Muhammadiyah Sikapi Pemilu 2024 dengan Arif dan Bijaksana

Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – PP Muhammadiyah mengawali Pengajian Umum tahun 2024 dengan mengusung tema “Muhammadiyah dan Pemilu 2024”. Pengajian yang berlangsung secara…
Sosial Budaya

Adaptasi Teknologi Muhammadiyah: Catatan dari Gen Z

Oleh: Avra Abida El Ravi Lahir dan besar di keluarga Muhammadiyah tidak lantas membuat seseorang merasa dirinya adalah kader Muhammadiyah. Ini dialami…
Berita

Sambut Indonesia Emas 2045, MPKSDI PP Muhammadiyah Akan Siapkan Kader Terbaik

Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Tantangan yang dihadapi Muhammadiyah dahulu, saat ini, dan masa depan tentu berbeda dan berubah. Pernyataan tersebut disampaikan oleh…

1 Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *